Kepemimpinan
Transformasional
1.
Pengertian Kepemimpinan
Transformasional
Penggunaan pendekatan atau perspektif yang beragam atas kepemimpinan,
selain melahirkan definisi kepemimpinan yang beragam juga melahirkan teori
kepemimpinan yang beragam pula. Setiap pendekatan yang digunakan melahirkan
berbagai macam teori kepemimpinan. Luthans (2006:638)
mendefinisikan
kepemimpinan sebagai
sekelompok proses,
kepribadian, pemenuhan,
perilaku tertentu, persuasi, wewenang, pencapaian tujuan, interaksi, perbedaan peran, inisiasi
struktur, dan kombinasi dari
dua atau lebih dari hal-hal tersebut.
Robbins dan Judge (2008:90), pemimpin transformasional adalah
pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka
demi kebaikan organisasi dan mereka
mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya. Mereka menaruh perhatian
terhadap kebutuhan pengembangan diri para pengikutnya, mengubah kesadaran para pengikut atas
isu-isu
yang
ada
dengan
cara membantu
orang
lain memandang masalah lama dengan
cara yang baru,
serta mampu menyenangkan
hati dan menginspirasi para pengikutnya untuk bekerja keras guna mencapai tujuan-tujuan bersama.
Antonakis et al. (2003) mendefinisikan kepemimpinan transformasional
sebagai sebuah perilaku yang
bersifat proaktif, meningkatkan perhatian atas kepentingan bersama kepada para
pengikut, dan membantu para
pengikut mencapai
tujuan pada tingkatan yang paling tinggi.
Khuntia dan Suar (2004) menyatakan bahwa
semua teori mengenai kepemimpinan menekankan pada tiga gagasan yang
dibangun baik secara
bersama-sama maupun terpisah yaitu: (1)
rasionalitas, perilaku, dan kepribadian pemimpin; (2)
rasionalitas, perilaku, dan
kepribadian pengikut; dan (3) faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan
tugas, iklim organisasi, dan
budaya.
Menurut Rivai
dan Mulyadi (2012:133),
kepemimpinan pada
dasarnya:
melibatkan orang
lain, melibatkan distribusi kekuasaan
yang tidak merata
antara
pemimpin dan
anggota
kelompok, menggerakkan
kemampuan dengan
menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi tingkah laku
bawahan, dan menyangkut nilai.
Empat sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu:
(1) kecerdasan, (2)
kedewasaan, (3)
motivasi diri dan dorongan berprestasi, dan (4)
sikap hubungan kemanusiaan.
2.
Karakteristik
Kepemimpinan Transformasional
Luthans (2006:653-654) menyimpulkan bahwa pemimpin transformasional yang
efektif memiliki karakter sebagai
berikut: a) Mereka mengidenditifikasi
dirinya sebagai alat
perubahan, b) Mereka berani,
c) Mereka mempercayai orang, d) Mereka
motor penggerak nilai, e) Mereka pembelajar sepanjang masa, f) Mereka
memiliki kemampuan menghadapi
kompleksitas, ambiguitas,
dan ketidakpastian,
dan g) Mereka visioner.
Yukl (2010:316-319) mengemukakan beberapa pedoman bagi para pemimpin yang berusaha untuk
menginspirasikan
dan
memotivasi pengikut, yaitu: a) Menyatakan
visi yang jelas dan
menarik, b) Menjelaskan
bagaimana visi tersebut
dapat dicapai,
c) Bertindak secara rahasia dan
optimis, d) Memperlihatkan keyakinan terhadap pengikut,
e) Menggunakan tindakan dramatis
dan simbolis untuk menekankan nilai-nilai
penting, f) Memimpin dengan memberikan
contoh, dan g) Memberikan
kewenangan kepada orang-orang untuk mencapai visi
itu.
Para pemimpin transformasional menyatakan
visi yang jelas dan
menarik untuk memperkuat visi yang ada
atau membangun
komitmen terhadap sebuah visi baru. Sebuah visi yang jelas mengenai apa
yang dapat dicapai organisasi atau akan jadi apakah sebuah organisasi itu
akan
membantu orang untuk memahami tujuan, sasaran
dan
prioritas dari
organisasi.
Pemimpin transformasional menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat
dicapai.
Tidaklah cukup hanya menyampaikan sebuah visi yang menarik, pemimpin
juga harus meyakinkan para
pengikut
bahwa visi itu memungkinkan. Amatlah penting
untuk membuat hubungan yang jelas antara visi itu dengan
sebuah strategi yang dapat dipercaya untuk mencapainya. Hubungan ini lebih
mudah dibangun jika strateginya memiliki beberapa
tema jelas yang relevan
dengan nilai bersama
dari
para anggota organisasi.
Pemimpin transformasional bertindak secara rahasia dan optimis. Para pengikut tidak akan meyakini sebuah visi kecuali jika pemimpinnya
memperlihatkan keyakinan diri dan pendirian. Pemimpin harus tetap optimis tentang
kemungkinan keberhasilan organisasi dalam mencapai visinya, khususnya dalam menghadapi halangan dan kemunduran sementara. Keyakinan dan optimisme seorang pemimpin dapat amat menular. Keyakinan diperlihatkan
baik dalam perkataan
maupun tindakan.
Pemimpin transformasional memperlihatkan keyakinan terhadap pengikut.
Pengikut akan memiliki kinerja yang lebih baik saat pemimpinnya
memiliki
harapan yang tinggi bagi mereka dan memperlihatkan keyakinan terhadap
mereka.
Pemimpin transformasional Menggunakan tindakan dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai-nilai
penting. Tindakan dramatis dengan perilaku kepemimpinan yang konsisten dengan
visi organisasi
merupakan cara efektif untuk menekankan nilai penting.
Tindakan simbolis untuk mencapai sebuah sasaran penting atau
mempertahankan sebuah nilai penting akan memberikan pengaruh saat pemimpin itu membuat resiko kerugian pribadi yang cukup besar,
membuat
pengorbanan diri,
atau melakukan hal-hal yang tidak
konvensional.
Pemimpin transformasional memimpin
dengan memberikan
contoh. Salah satu cara
seorang pemimpin mempengaruhi komitmen bawahan adalah
dengan menetapkan sebuah contoh dari perilaku yang dapat dijadikan contoh dalam
interaksi
keseharian dengan
bawahan.
Seorang
pemimpin
yang meminta
bawahan untuk membuat pengorbanan khusus harus
menetapkan sebuah contoh dengan melakukan hal yang
sama. Nilai-nilai yang menyertai
seorang pemimpin
harus
diperlihatkan dalam
perilakunya sehari-hari, dan
harus dilakukan secara konsisten
bukan hanya saat diperlukan.
Pemimpin transformasional memberikan
kewenangan kepada orang-orang untuk mencapai visi
itu. Pemimpin mendelegasikan
kewenangan kepada
bawahan untuk keputusan tentang
bagaimana
melakukan pekerjaan.
Ini berarti pemimpin meminta
bawahan untuk menentukan
sendiri cara terbaik untuk menerapkan strategi
atau mencapai
sasaran.
3.
Komponen Kepemimpinan Transformasional
Menurut Robbins dan Judge (2008:91) dan Cavazotte (2012), terdapat empat komponen kepemimpinan transformasional, yaitu: a) Idealized
Influence (Pengaruh Ideal),
b) Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasional),
c) Intellectual Stimulation (Stimulasi Intelektual),
dan d) Individualized
Consideration (Pertimbangan Individual).
Idealized
Influence (Pengaruh Ideal) adalah perilaku
pemimpin yang
memberikan visi dan misi, memunculkan
rasa bangga, serta
mendapatkan respek dan kepercayaan
bawahan. Idealized influence disebut juga sebagai
pemimpin yang
kharismatik, dimana pengikut memiliki keyakinan yang
mendalam pada pemimpinnya, merasa bangga
bisa bekerja dengan pemimpinnya, dan mempercayai
kapasitas pemimpinnya dalam
mengatasi setiap permasalahan.
Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasional) adalah perilaku pemimpin yang mampu mengkomunikasikan harapan yang
tinggi, menyampaikan visi bersama secara menarik
dengan menggunakan
simbol-simbol untuk memfokuskan upaya
bawahan, dan menginspirasi bawahan
untuk mencapai tujuan yang menghasilkan
kemajuan penting bagi organisasi.
Intellectual Stimulation (Stimulasi
Intelektual) adalah
perilaku pemimpin yang
mampu meningkatkan
kecerdasan bawahan untuk
meningkatkan kreativitas dan inovasi mereka, meningkatkan rasionalitas, dan pemecahan masalah secara cermat.
Individualized Consideration (Pertimbangan Individual) adalah perilaku pemimpin yang
memberikan perhatian pribadi, memperlakukan masing-masing
bawahan secara
individual sebagai seorang individu dengan kebutuhan, kemampuan, dan aspirasi yang
berbeda, serta melatih dan memberikan saran. Individualized consideration dari kepemimpinan transformasional
memperlakukan masing-masing bawahan sebagai individu serta mendampingi mereka, memonitor
dan
menumbuhkan peluang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar