Komitmen Organisasi
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Komitmen
organisasi adalah
pemahaman khas
terhadap sebuah
ikatan
psikologi individu dengan organisasi yang melahirkan suatu penyatuan
antara nilai-nilai dan tujuan
organisasi
dengan tujuan individu yang membentuk suatu rasa loyalitas, memiliki, rasa aman, kesetiaan, kepercayaan, rasa terpenuhinya tujuan dan arti hidup serta
gambaran diri
yang positif. Komitmen kuat pada organisasi memberikan banyak keuntungan,
seperti
tumbuhnya extra-role
behavior, yaitu perilaku
inovatif dan spontan yang
positif bagi organisasi, di luar perilaku
normal yang
hanya mendasarkan pada dorongan untuk memperoleh imbalan
(Scholl, 2002).
Senada dengan yang
diungkapkan Mowday, dkk (1982) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai “relative strength of an individual’s identification with and involved in an organisation”. Jadi, dalam kata lain, komitmen organisasi adalah hubungan
yang kuat
dan identifikasi
seseorang
dan
keterlibatan dalam organisasi.
Keterlibatan ini dapat direfleksikan dalam keinginan seseorang untuk menjalankan tugas di atas standar kerja yang
dibutuhkan. Komitmen organisasi tampak saat karyawan secara kuat mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi, setuju dengan
objektivitas dan sistem
value yang
berlaku, dan memberikan usaha ekstra yang didasari
atas keinginan sendiri.
Dalam Prabowo (2001), Mowdy
et al, berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan
kondisi saat individu sangat tertarik
terhadap tujuan, nilai dan sasaran organisasinya. Komitmen organisasi adalah “the degree
of psychological identification with or attachment to the organisation for which
we work” Dengan kata lain, komitmen organisasi adalah tingkat identifikasi psikologis dengan
atau ketertarikan terhadap organisasi
dimana seseorang bekerja.
Komitmen
organisasi menurut Gibson,
dkk (1988) adalah
identifikasi
rasa, keterlibatan dan loyalitas yang
ditampakkan pekerja terhadap organisasi
atau unit organisasi. Komitmen Organisasi ditunjukkan dengan sikap penerimaan, keyakinan yang
kuat terhadap
nilai-nilai
dan tujuan organisasi,
dan adanya dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi
demi tercapainya tujuan organisasi.
Komitmen merupakan bingkai dari perilaku individu.
Hal ini berarti komitmen membatasi perilaku
individu untuk tidak keluar dari
norma organisasi, tujuan
organisasi dan budaya organisasi. Selain
itu, komitmen juga
senantiasa
mengarahkan mereka pada perilaku
yang selaras dengan apa yang ditetapkan dan diharapkan seluruh komponen atau elemen organisasi.
Minner
(1988) mendefinisikan komitmen organisasi diarahkan pada konsep attitudinal commitment yaitu komitmen dipandang dari sudut pandang
sikap. Komitmen terhadap organisasi
adalah kekuatan relatif dari
identifikasi dan keterlibatan individu terhadap organisasi dimana secara
konseptual dicirikan dengan tiga hal yaitu dorongan kuat untuk menjadi anggota
organisasi (aspek keterlibatan) dan kepercayaan dan penerimaan
nilai-nilai
dan tujuan organisasi (aspek identifikasi).
2.
Ciri-ciri Komitmen
Organisasi
Lebih
lanjut Minner menyatakan bahwa individu yang mempunyai
komitmen tinggi
terhadap organisasi
dapat dilihat dari: a) Keinginan kuat
untuk tetap menjadi anggota organisasi tersebut, b) Kesediaan
untuk berusaha sebaik mungkin
demi kepentingan
organisasi
tersebut, dan c) Kepercayaan
akan
penerimaan
yang kuat
terhadap
nilai-nilai
dan tujuan organisasi.
Oleh karena itu, dibanding dengan keterikatan, komitmen meliputi
hubungan yang aktif antara anggota
dengan pemimpin dimana anggota tersebut bersedia memberikan sesuatu atas kemauan
sendiri agar dapat
menyokong tercapainya tujuan organisasi.
Fase komitmen
organisasi meliputi: a) Fase kerelaan dan kepatuhan yaitu fase dimana seseorang bersedia
menerima pengaruh dari orang
lain dan patuh terhadap setiap tugas atau
perintah yang diberikan kepadanya, terutama
untuk memperoleh sesuatu dari orang
lain, seperti gaji. Komitmen pada
fase
ini sangat rentan bila individu menghadapi kondisi yang tidak sesuai
dengan harapannya yang
berakibat individu mudah
kehilangan komitmennya, b) Fase identifikasi yaitu dimana individu menerima pengaruh untuk
mempertahankan
suatu kepuasan dan
berhubungan
dengan identifikasi diri. Individu merasa
bangga
memiliki organisasi. Individu berusaha membina
dan mempertahankan
hubungan baik dengan orang lain.
Semakin
baik hubungan dengan orang lain, semakin ia memiliki kebanggaan berada
dalam kelompok tersebut. Kebanggaan inilah
yang
mendorong
komitmennya
pada
organisasi,
c) Fase internalisasi yaitu dimana individu merasakan nilai-nilai organisasi secara
intrinsic sesuai atau sama dengan nilai-nilai
pribadi. Fase internalisasi merupakan tahapan dimana komitmen
individu terhadap organisasi
teruji kehandalannya. Pada
tingkatan
yang demikian, individu memiliki tanggungjawab dan perasaan memiliki yang
tinggi terhadap organisasinya. Mereka secara sadar
memberikan kontribusinya kepada organisasi karena keyakinan bahwa pencapaian
tujuan
organisasi secara langsung
atau tidak merupakan pencapaian tujuan pribadi. Pada kondisi yang demikian individu
lebih
merasa puas.
3.
Aspek-aspek
Komitmen Organisasi
Menurut Mowday, dkk (dalam Prabowo,
2001, h. 213) mendefinisikan
komitmen terhadap organisasi sebagai “suatu
orientasi individu terhadap
organisasi yang
mencakup identifikasi, keterlibatan (totalitas) dan
loyalitas”. Identifikasi berarti menerima
nilai-nilai dan tujuan organisasi. Totalitas berarti bersedia untuk berusaha keras demi tercapainya
tujuan
dan
kelangsungan organisasi. Totalitas mengandung pengertian sebagai
suatu hal yang bernilai
lebih dari kesetiaan
yang pasif terhadap organisasi.
Loyalitas berarti
memiliki keinginan kuat untuk
mempertahankan keanggotaan organisasi. Ketiga hal yang dijelaskan
tersebut merupakan
aspek-aspek
dari komitmen
organisasi.
Hal senada
juga
diungkapkan oleh Steers (1985, h. 53) yang menyatakan komitmen organisasi memiliki tiga aspek
utama, yaitu : identifikasi, keterlibatan dan
loyalitas
karyawan
terhadap organisasi
atau perusahaannya.
Rasa identifikasi, yang mewujud dalam
bentuk kepercayaan karyawan terhadap
organisasi,
dapat
dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi,
sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para
karyawan ataupun
dengan kata
lain perusahaan memasukkan pula
kebutuhan dan keinginan karyawan dalam tujuan organisasinya. Sehingga akan
membuahkan suasana saling mendukung diantara para karyawan dengan organisasi.
Lebih lanjut, suasana tersebut akan membawa karyawan dengan
rela
menyumbangkan sesuatu
bagi
tercapainya tujuan organisasi,
karena karyawan menerima tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan
pribadi mereka
pula.
Keterlibatan atau partisipasi karyawan dalam aktivitas-aktivitas
keorganisasian juga penting
untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan karyawan
menyebabkan mereka akan mau
dan senang bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama teman
kerja. Salah satu
cara
yang dapat
dipakai untuk memancing
keterlibatan karyawan adalah dengan memancing
partisipasi mereka
dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan, yang
dapat menumbuhkan keyakinan pada karyawan bahwa apa yang telah
diputuskan adalah merupakan keputusan bersama. Disamping itu, karyawan merasakan diterima
sebagai bagian utuh dari organisasi,
dan konsekuensi lebih lanjut, mereka merasa wajib untuk melaksanakan
bersama karena adanya rasa terikat dengan yang mereka ciptakan. Seperti
yang diungkapkan
Steers
(1985, h. 53) dikatakan
bahwa
tingkat kehadiran mereka yang memiliki
rasa keterlibatan tinggi umumnya
tinggi pula. Mereka
hanya absen jika
mereka sakit hingga benar-benar tidak dapat masuk kerja. Jadi, tingkat kemangkiran yang disengaja pada individu tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
pekerja yang keterlibatannya lebih
rendah.
Loyalitas karyawan terhadap organisasi memiliki makna
kesediaan
seorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau
perlu dengan
mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa
mengharapkan apapun. Kesediaan karyawan
untuk mempertahankan diri
bekerja dalam perusahaan adalah hal yang
penting dalam menunjang komitmen karyawan terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Hal ini dapat diupayakan bila
karyawan merasakan adanya keamanan dan kepuasan
di dalam organisasi tempat ia bergabung untuk bekerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar