Laman

Minggu, 01 Maret 2015

Komitmen Organisasi


                                                                           Komitmen Organisasi
1.      Pengertian Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah pemahaman khas terhadap sebuah ikatan psikologi individu dengan organisasi yang melahirkan suatu penyatuan antara nilai-nilai dan tujuan organisasi dengan tujuan individu yang membentuk suatu rasa loyalitas, memiliki, rasa aman, kesetiaan, kepercayaan, rasa terpenuhinya tujuan dan arti hidup serta gambaran diri yang positif. Komitmen kuat pada organisasi memberikan banyak keuntungan, seperti tumbuhnya extra-role behavior, yaitu perilaku inovatif dan spontan yang positif bagi organisasi, di luar perilaku normal yang hanya mendasarkan pada dorongan untuk memperoleh imbalan (Scholl, 2002).
Senada dengan yang diungkapkan Mowday, dkk (1982) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai relative strength of an individuals identification with and involved in an organisation. Jadi, dalam kata lain, komitmen organisasi adalah hubungan yang kuat dan identifikasi seseorang dan keterlibatan dalam organisasi. Keterlibatan ini dapat direfleksikan dalam keinginan seseorang untuk menjalankan tugas di atas standar kerja yang dibutuhkan. Komitmen organisasi tampak saat karyawan secara kuat mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi, setuju dengan objektivitas dan sistem value yang berlaku, dan memberikan usaha ekstra yang didasari atas keinginan sendiri.
Dalam Prabowo (2001), Mowdy et al, berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan kondisi saat individu sangat tertarik terhadap tujuan, nilai dan sasaran organisasinya. Komitmen organisasi adalah the degree of psychological identification with or attachment to the organisation for which we work Dengan kata lain, komitmen organisasi adalah tingkat identifikasi psikologis dengan atau ketertarikan terhadap organisasi dimana seseorang bekerja.
Komitmen organisasi menurut Gibson, dkk (1988) adalah identifikasi rasa, keterlibatan dan loyalitas yang ditampakkan pekerja terhadap organisasi atau unit organisasi. Komitmen Organisasi ditunjukkan dengan sikap penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, dan adanya dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi demi tercapainya tujuan organisasi.
Komitmen merupakan bingkai dari perilaku individu. Hal ini berarti komitmen membatasi perilaku individu untuk tidak keluar dari norma organisasi, tujuan organisasi dan budaya organisasi. Selain itu, komitmen juga senantiasa mengarahkan mereka pada perilaku yang selaras dengan apa yang ditetapkan dan diharapkan seluruh komponen atau elemen organisasi.
Minner (1988) mendefinisikan komitmen organisasi diarahkan pada konsep attitudinal commitment yaitu komitmen dipandang dari sudut pandang sikap. Komitmen terhadap organisasi adalah kekuatan relatif dari identifikasi dan keterlibatan individu terhadap organisasi dimana secara konseptual dicirikan dengan tiga hal yaitu dorongan kuat untuk menjadi anggota organisasi (aspek keterlibatan) dan kepercayaan dan penerimaan nilai-nilai dan tujuan organisasi (aspek identifikasi).
2.      Ciri-ciri Komitmen Organisasi
Lebih lanjut Minner menyatakan bahwa individu yang mempunyai komitmen tinggi terhadap organisasi dapat dilihat dari: a) Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tersebut, b) Kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi tersebut, dan c) Kepercayaan akan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Oleh karena itu, dibanding dengan keterikatan, komitmen meliputi hubungan yang aktif antara anggota dengan pemimpin dimana anggota tersebut bersedia memberikan sesuatu atas kemauan sendiri agar dapat menyokong tercapainya tujuan organisasi.
Fase komitmen organisasi meliputi: a) Fase kerelaan dan kepatuhan yaitu fase dimana seseorang bersedia menerima pengaruh dari orang lain dan patuh terhadap setiap tugas atau perintah yang diberikan kepadanya, terutama untuk memperoleh sesuatu dari orang lain, seperti gaji. Komitmen pada fase ini sangat rentan bila individu menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan harapannya yang berakibat individu mudah kehilangan komitmennya, b) Fase identifikasi yaitu dimana individu menerima pengaruh untuk mempertahankan suatu kepuasan dan berhubungan dengan identifikasi diri. Individu merasa bangga memiliki organisasi. Individu berusaha membina dan mempertahankan hubungan baik dengan orang lain. Semakin baik hubungan dengan orang lain, semakin ia memiliki kebanggaan berada dalam kelompok tersebut. Kebanggaan inilah yang mendorong komitmennya pada organisasi, c) Fase internalisasi yaitu dimana individu merasakan nilai-nilai organisasi secara intrinsic sesuai atau sama dengan nilai-nilai pribadi. Fase internalisasi merupakan tahapan dimana komitmen individu terhadap organisasi teruji kehandalannya. Pada tingkatan yang demikian, individu memiliki tanggungjawab dan perasaan memiliki yang tinggi terhadap organisasinya. Mereka secara sadar memberikan kontribusinya kepada organisasi karena keyakinan bahwa pencapaian tujuan organisasi secara langsung atau tidak merupakan pencapaian tujuan pribadi. Pada kondisi yang demikian individu lebih merasa puas.
3.      Aspek-aspek Komitmen Organisasi
Menurut Mowday, dkk (dalam Prabowo, 2001, h. 213) mendefinisikan komitmen terhadap organisasi sebagai suatu orientasi individu terhadap organisasi yang mencakup identifikasi, keterlibatan (totalitas) dan loyalitas. Identifikasi berarti menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi. Totalitas berarti bersedia untuk berusaha keras demi tercapainya tujuan dan kelangsungan organisasi. Totalitas mengandung pengertian sebagai suatu hal yang bernilai lebih dari kesetiaan yang pasif terhadap organisasi. Loyalitas berarti memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan keanggotaan organisasi. Ketiga hal yang dijelaskan tersebut merupakan aspek-aspek dari komitmen organisasi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Steers (1985, h. 53) yang menyatakan komitmen organisasi memiliki tiga aspek utama, yaitu : identifikasi, keterlibatan dan loyalitas karyawan terhadap organisasi atau perusahaannya.
Rasa identifikasi, yang mewujud dalam bentuk kepercayaan karyawan terhadap organisasi, dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para karyawan ataupun dengan kata lain perusahaan memasukkan pula kebutuhan dan keinginan karyawan dalam tujuan organisasinya. Sehingga akan membuahkan suasana saling mendukung diantara para karyawan dengan organisasi. Lebih lanjut, suasana tersebut akan membawa karyawan dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi, karena karyawan menerima tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula.
Keterlibatan atau partisipasi karyawan dalam aktivitas-aktivitas keorganisasian juga penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan karyawan menyebabkan mereka akan mau dan senang bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama teman kerja. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing keterlibatan karyawan adalah dengan memancing partisipasi mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan, yang dapat menumbuhkan keyakinan pada karyawan bahwa apa yang telah diputuskan adalah merupakan keputusan bersama. Disamping itu, karyawan merasakan diterima sebagai bagian utuh dari organisasi, dan konsekuensi lebih lanjut, mereka merasa wajib untuk melaksanakan bersama karena adanya rasa terikat dengan yang mereka ciptakan. Seperti yang diungkapkan Steers (1985, h. 53) dikatakan bahwa tingkat kehadiran mereka yang memiliki rasa keterlibatan tinggi umumnya tinggi pula. Mereka hanya absen jika mereka sakit hingga benar-benar tidak dapat masuk kerja. Jadi, tingkat kemangkiran yang disengaja pada individu tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang keterlibatannya lebih rendah.
Loyalitas karyawan terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Kesediaan karyawan untuk mempertahankan diri bekerja dalam perusahaan adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen karyawan terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Hal ini dapat diupayakan bila karyawan merasakan adanya keamanan dan kepuasan di dalam organisasi tempat ia bergabung untuk bekerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar