Laman

Kamis, 28 Mei 2015

psikologi kognitif dalam pendidikan

A. PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Dalam perspektif psikologi belajar kognitif pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan behavioral yang bersifat jasmani, meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar siswa. Pendekatan psikologi kognitif lebih menekankan arti penting proses internal, mental manusia, tingkah laku manusia yang tampak tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibakan proses mental, seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya. Pengertian Psikologi Kognitif Psikologi kognitif adalah suatu cabang psikologi yang memfokuskan studi-studinya pada aktivitas mental atau pikiran manusia. Aktivitas – aktivitas pikiran yang dimaksudkan adalah bagaimana seseorang memperoleh atau memproses informasi, bagaimana informasi itu direpresentasikan sebagai pengetahuan kemudian disimpan didalam ingatan, dan bagaimana pengetahuan itu digunakan untuk mengarahkan sikap dan perilakunya. Kawasan Studi Psikologi Kognitif Psikologi kognitif memiliki kawasan studi yang sangat luas, mulai dari awal pemrosesan informasi misalnya persepsi dan ingatan sampai dengan pemrosesan informasi pada tinkat yang lebih tinggi misalnya berpikir dan memecahkan masalah. Berikut penjelasan singkat mengenai proses diatas : a. Persepsi adalah proses mendeteksi dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat- alat indera manusia, dengan melibatkan penggunaan pengetahuan yang telah disimpan di dalam ingatan b. Pengenalan Pola adalah proses awal mengenali stimulus yang tersusun secara kompleks yang diterima melalui system alat indera manusia. c. Perhatian adalah pemusatan pikiran terhadap suatu obyek atau tugas tertentu pada saat yang sama mengabaikan objek atau tugas yang lain. d. Ingatan adalah penyimpanan pengetahuan di dalam system pikiran manusia, yang berlangsung mulai dari beberapa detik sampai dengan sepanjang hidup e. Imajeri adalah proses membayangkan kembali di dalam pikiran mengenai objek-objek atau peristiwa –peristiwa yang pernah dipersepsi f. Bahasa adalah kata-kata yang ditulis atau diucapkan melalui lisan. g. Penalaran adalah system penarikan kesimpulan menurut aturan-aturan logika h.Pembuatan Keputusan adalah suatu proses ketika seseorang sedang memilih diantara dua alternative atau lebih, menaksir frekwensi suatu kejadian atau memprediksi situasi di depan i.Pemecahan masalah adalah proses mencari dan menemukan jalan keluar terhadap suatu masalah atau kesulitan j.Pembentukan Konsep adalah penggunaan aturan-aturan tertentu untuk mengkategorikan objek-objek yang memiliki kemiripan di dalam struktur atau fungsinya. k.Perkembangan kognitif adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa ; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret atau melibatkan konsep-konsep konkret sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep yang abstrak dan logis l.Intelegensi Manusia adalah kemampuan m,emahami bahasa secara umum, mengikuti instruksi, mengubah deskripsi verbal ke dalam tindakan-tindakan nyata dan berperilaku menurut aturan dan budaya m.Intelegensi Buatan adalah suatu program computer yang meniliki kemampuan melakukan tugas- tugas kognitif sebagaimana manusia melakukannnya. n.Emosi dan proses –proses kognitif adalah suatu topk yang mempelajari peran – peran atau pengaruh – pengaruh emosi dan suasana hati terhadap efektifitas pikiran manusia ketika memproses informasi atau mengerjakan tugas-tuigas kognitif yang lain. Faktor Faktor yang mendorong perkembangan psikologi kognitif Faktor Faktor yang mendorong perkembangan psikologi kognitif yang sangat pesat antara lain adalah popularitas psikologi behaviorisme di AS yang mulai menurun, gerakan psikologi Gestalt Eropa, Studi studi tentang perkembang kognitif dan bahasa dan kemajuan ilmu komunikasi dan computer – pemrosesan informasi Asumsi –asumsi psikologi Kognitif Sebagai cabang psikologi yang relative muda, psikologi kjognitif banyak mempengaruhi cabang-cabang psikologi yang lain. Dewasa ini pendekatan kognitif banyak digunakan dalam cabang – cabang psikologi mislnya psikologi social, psikologi perkembangan, psikologi kepribadian dan psikologi konsumen. B. B. PEMBAHASAN 1. 1.Teori Belajar menurut Gestalt Menurutnya manusia itu adalah individu dan pribadi yang tidak secara langsung bereaksi kepada suatu rangsangan, dan tidak pula reaksinya dilakukan secara membabi buta melainkan tergantung stimulus dan apa motif yang ada padanya. Ada enam macam sifat khas belajar dengan insight, sebagai berikut: 1) insight tergantung kepada kemampuan dasar. 2) insight tergantung pengalaman masa lampau yang relevan. 3) insight tergantung kepada pengaturan secara eksperimental, 4) insight didahului oleh suatu periode mencoba-coba, 5) belajar dengan insight dapat diulangi, 6) insight yang telah sekali didapatkan dapat dipergunakan untuk menghadapi situasi- situasi yang baru. Selain Teori Insight, Teori gestalt juga menekankan pentingnya organisasi pengamatan terhadap stimuli di dalam lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan. Kemudian disusun hukumgestalt yang berhubungan dengan pengamatan sebagai berikut : a) Hukum Pragnanz : bahwa organisasi psikologi selalu cenderung untuk bergerak ke arah penuh arti (pragnaz), b) Hukum kesamaan (the law of similarity) menyatakan bahwa hal-hal yang sama cenderung membentuk gesalt atau kesatuan, c) Hukum keterdekatan (the law of proximity) menyatakan bahwa hal-hal yang saling berdekatan cenderung membentuk kesatuan, d) Hukum ketertutupan (the law of closure) menyatakan bahwa hal-hal yang tertutup cenderung membentuk gestalt, e) Hukum kontinuitas menyatakan bahwa hal-hal yang kontinu atau yang merupakan kesinambungan (kontinuitas)yang baik akan mempunyai tendensi untuk membentuk kesatuan. 2. 2.Teori Belajar menurut Piaget Jean Piaget (1896-1980) adalah psikolog perkembangan dari Swiss yang tertarik dengan pertumbuhan kapasitas kognitif manusia. Menurutnya perkembangan kognitif adalah hasil gabungan dari kedewasaan otak dan sistem saraf, serta adaptasi pada lingkungan kita. Menurut Piaget proses belajar sebenarnya terjadi dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbang). Asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam bentuk siswa. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi, di sumber yang lain disebutkan 2 tahapan lagi yakni Skema dan Adaptasi. Skema adalah struktur mental, pola berpikir yang orang gunakan untuk mengatasi situasi tertentu di lingkungannya, menangkap apa yang mereka lihat dan membentuk skema yang tepat dengan situasi. Adaptasi adalah proses menyesuaikan pemikiran dengan memasukkan informasi baru ke dalam pemikiran individu. Peaget berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif, dibagi menjadi empat tahap, yaitu, 1) Tahap Sensori Motor (0-2 tahun), 2) Tahap Pra-operational (2-7 tahun), 3) Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun), 4) Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas). 3. 3.Teori Belajar menurut Vigotsky a. Pokok-pokok teori Vygotsky Proses belajar menurut Vigotsky terjadi dalam wilayah Zone Proximal Development (ZPD), yakni wilayah antara apa yang diketahui dan apa yang belum diketahui. Vigotsky mendefinisikannya untuk tugas-tugas yang sulit dikuasai sendiri oleh siswa, tetapi dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa atau siswa yang lebih terampil b. Aplikasi teori Vigotsky dalam Pendidikan Vygotsky menyatakan bahwa setiap fungsi perkembangan budaya berpengaruh trhadap perkembangan anak pada level sosial, dan individual. Pada level sosial, anak berinteraksi dengan dunia sekitarnya, saling pengaruh antara satu dengan lainnya (interpsikologis), dan pada level individual, aspek psikologi berpengaruh terhadap perkembangan anak (intrapsikologis). Selain itu aspek gagasan bahwa secara potensial perkembangan kognitif anak terbatas pada suatu rentang waktu tertentu yang disebut wilayah perkembangan proksimal (zone of proximal development). Teori Vygotsky berfokus pada 4 hal pokok, yakni pengaruh interaksi sosial dalam perkembangan, scaffolding (perancah atau pemberian bantuan), modeling, zone of proximal development (perbedaan antara apa yang dapat dikerjakan sendiri oleh anak dan apa yang dapat dikerjakan dengan bantuan orang lain). 4. 4.Multiple Intelegent Teori intelegensi ganda (Multiple Intelegent) ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner dalam bukunya Frame of Minds tahun 1983 dari hasil penelitiannya tentang kapasitas kognitif manusia. Ia menolak asumsi bahwa kognisi manusia merupakan satu kesatuan dan individu hanya mempunyai kecerdasan tunggal. Gardner mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Penelitian Gardner mengidentifikasikan 8 macam kecerdasan, kemudian diikuti tokoh-tokoh lain dengan menambahkan 2 kecerdasan lagi sehingga menjadi sepuluh macam kecerdasan. Yakni : 1) Kecerdasan Bahasa 2) Kecerdasan Matematis 3) Kecerdasan ruang 4) Kecerdasan Kinestetik/Gerak Fisik 5) Kecerdasan Musik 6) Kecerdasan Hubungan Sosial 7) Kecerdasan Keruhanian 8) Kecerdasan Naturalis 9) Kecerdasan Spiritual 10) Kecerdasan Eksistensial Faktor yang mempengaruhi inteligensi antara lain: 1) faktor pembawaan 2) faktor minat dan pembawaan yang khas 3) faktor pembentukan 4) faktor kematangan 5) faktor kebebasan Ada beberapa strategi pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan ganda, yaitu : 1) membangunkan / memicu kecerdasan 2) memperkuat kecerdasan 3) mengajarkan dengan atau untuk kecerdasan 4) mentransfer kecerdasan. Di samping itu diungkapkan pula beberapa prinsip untuk membantu mengembangkan intelegensi ganda,yaitu : 1) pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual 2) pendidikan seharusnya individual 3) pendidikan harus dapat memotivasi siswa untuk menentukan tujuan dan program belajar. 4) sekolah memberikan fasilitas kepada siswa untuk mengembangkan inteligensi ganda yang mereka miliki 5) evaluasi proses pembelajaran harus lebih kontekstual dan bukan hanya tes tertulis yakni lebih menekankan penilaian performa siswanya. 6) proses pembelajaran sebaiknya tidak dibatasi hanya dalam gedung sekolah. C. Aplikasi Teori Kognitif dalam Pembelajaran a. Guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. b. Guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks. c. Guru menciptakan pembelajaran yang bermakna. d. Guru memperhatikan perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa. e. Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. f. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. g. Memaklumi akan adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan perkembangan. h. Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitivistik a. Kelebihan 1) Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri 2) Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah. 3) Tujuan adalah melatih pembelajar untuk melakukan sebuah tugas dengan cara yang sama dengan memampukan konsistensi. 4) Menjalankan kerutinan yang pasti untuk menghindari masalah. b.Kekurangan 1) Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan 2) Sulit dipraktikkan, khususnya di tingkat lanjut. 3) Pembelajar mempelajari sebuah cara menyelesaikan sebuah tugas, tapi ia mungkin tidak menjadi cara terbaik, atau disesuaikan dengan pembelajar tersebut atau situasinya. DAFTAR PUSTAKA Djaali, H.2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Mark K.Smith,dkk, 2009, Teori Pembelajaran dan Pengajaran, Yogyakarta : Mirza Muhibbin, Syah, 1999, Psikologi Belajar, Jakarta : Logos Ngalim Purwanto, 2007, Psikologi Pendidikan , Bandung : Rosdakarya Oemar Hamalik, 2007, Kurikulum dan pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar