Laman

Kamis, 07 Mei 2015

manajemen pemasaran toko online (paper)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya bisnis online dalam segala bidang adalah bentuk jual beli yang masa kini sedang berkembang dari menjual sebuah barang yang dianggap bisa didapatkan dimana saja seperti sapu tangan ataupun hal yang murah lainnya ataupun sesuatu yang antic atau unik dan mahal harganya, hal itu juga didukung dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat dan akses internet yang sangat mudah. Seakan-akan kegiatan tersebut sudah menjadi habbit bagi banyak orang dan bisa memposisikan siapa saja sebagai penjual ataupun pembeli. Untuk mempersiapkan strategi pemasaran yang efektif, perusahaan harus mempelajari pesaing serta pelanggan aktual dan potensial. Perusahaan-perusahaan perlu mengidentifikasi strategi, tujuan, kekuatan, kelemahan, dan pola reaksi pesaing. Mereka juga perlu mengetahui cara merancang sistem intelijen persaingan yang efektif. (philp kotler). Dari sini bisa kita ketahui bahwasannya manajemen pemasaran merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dibahas. Selain manajemen pemasaran menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dibahas bisa kita telaah bahwasannya semakin mudah orang untuk menjual dan membeli barang maka semakin banyak pula orang bersaing pada sektor-sektor bisnis tertentu apabila dilihat dari segi penjual dan hal itu mengharuskan untuk selalu up to date mengenai sebuah barang ataupun harga jual barang tersebut. Pada menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat melalui on-line masyarakat diharapkan untuk lebih jeli melihat pasar indonesia yang terkenal konsumtif pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya dan harus menjadi pedagang yang smart. Pembahasan pada penelitian ini lebih fokus terhadap sebuah bentuk manajemen pemasaran pada sebuah toko online barang branded secondhand yang terletak didaerah gresik yang bernama “LINI KEDUA” 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari hasil analisa diatas adalah sebagai berikut: “bagaimana bentuk manajemen pemasaran toko online lini kedua?” 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa serta mengkaji dalam bidang bentuk manajemen pemasaran toko online khususnya barang branded secondhand serta untuk memenuhi tugas matakuliah kapita selekta manajemen BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pada dasarnya setiap orang perlu tahu mengenai manajemen pemasaran, terutama bagi orang-orang yang terjun dalam dunia bisnis. Bagaimana memasarkan produk, bagaimana melakukan riset agar produk yang ditawarkan diminati pembeli dan menjadi sesuatu barang yang sangat ingin dimiliki oleh pembeli. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan jasa pun tidak akan terlepas dari banyak kegiatan dari mulai produksi, pemasaran distribusi serta dalam mengelola sumber daya manusia yang ada pada sebuah perusahaan tersebut. Pihak perusahaan pun diharapkan untuk jeli dalam menganalisa kegiatan tersebut karena hal tersebut adalah sebagai jantung yang harus sekaku berdetak ataupun bagaikan roda yang sekaku berputar dalam menjalankan perusahaan. Dari beberapa kegiatan tersebut manajemen pemasaran merupakan hak penting untuk di jalankan dan dimaksimalkan dikarenakan hal itu mencakup penjualan untuk menyokong sisi financial sebuah perusahaan yang sedang berkembang.ataupun perusahaan yang telah berjalan pada waktu yang lama. Secara etismokogi kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur." Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti "tangan". Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Jadi manajemen sendiri adalah seni ataupun tatacara yang digunakan untuk mengarahkan ataupun mengatur orang lain untuk mencapai tujuan sebuah organisasi serta mengontrol kondisi tersebut agar berjalan sesuai rel yang benar dan demi kemajuan sebuah organisasi yang dijalankan. Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana. Piramida di Mesir. Pembangunan sebuah piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya. Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi moderen saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya. Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen. Pemikiran awal manajemen Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang, masing-masing melakukan pekerjaan khusus, perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan dua puluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan cara (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja. (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli. Era manajemen ilmiah ini ditandai dengan berkembangnya perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen moderen. Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Compan, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien. Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen. Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokras, bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini. Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi. Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthorne. Eksperimen Hawthorne dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthorne milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois.Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu. Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924 Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan. Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya. Masa manajemen Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904). Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas. Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran.Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan. Sedangkan menurut fungsinya manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga. yaitu: 1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. 2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil. 3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. Sedangkan pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu ekonomi modern turut dipengaruhi oleh perkembangan kebudayaan masyarakat khususnya teknologi. Revolusi industri yang dipelopori oleh James Watt dgn penemuan mesin uapnya, telah mengubah tatanan masyarakat yang tadinya berorientasi agraris menjadi berorientasi industrialis. Hal ini ditandai dengan pembangunan pabrik-pabrik yang digerakan tidak lagi oleh manusia, tetapi juga oleh mesin, kapasitas produksi yang semakin besar dan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Revolusi industri juga membawa pengaruh penting dalam perkembangan ilmu ekonomi secara umum. Sistem ekonomi misalnya yang tadinya berorientasi merkantilis dan phisiokrasi, sekarang beralih ke kapitalis di bawah panji pemikiran Adam Smith. Pemasaran sebagai ilmu sendiri lahir karena berbagai factor, antara lain: a. Keberadaan Ilmu Ekonomi Sebagai Bagian dari Ilmu-Ilmu Sosial Ilmu ekonomi mau tidak mau tidak bisa melepaskan diri dari esensinya sebagai ilmu sosial. Sebagai ilmu sosial peran dasar ilmu ekonomi adalah menganalisis dan memecahkan masalah-masalah sosial masyarakat yang berhubungan dengan ekonomi. Pemecahan ini tidak selalu dapat dipecahkan secara makro. Pemecahan secara mikro jelas dibutuhkan. Orang per orang baik secara individu ataupun kelompok membutuhkan pemecahan atas masalah mereka secara individualized. Pemecahan ini tentu saja membutuhkan analisis yg tidak saja bersifat teoritis-matematis seperti dalam ilmu ekonomi, tetapi membutuhkan analisis yang benar-benar sesuai dengan tantangan ruang dan waktu serta konteks masalah pada saat itu. b. Kegagalan Ilmu-Ilmu Dasar Ekonomi. Ilmu-ilmu dasar ekonomi terutama ilmu Ekonomi makro dan ekonomi mikro telah dianggap gagal memecahkan dan menganalisis masalah-masalah ekonomi yang terjadi. Beberapa teori dasar dalam ekonomi mikro seperti hukum permintaan, teori kepuasan marginal, teori perilaku konsumen dan sebagainya, dianggap tidak memadai untuk menjelaskan kompleksitas permasalahan-permasalahan aktual ekonomi. c. Perkembangan masyarakat dan pola-pola kehidupan zaman. Zaman industri telah membuat perubahan yang signifikan dalam tatanan kehidupan masyarakat, yang pada akhirnya disebut sebagai zaman modern. Tetapi perlu pula disadari bahwa perkembangan masyarakat post-modern tidak lagi bertumpu pada kelompok-kelompok masyarakat, tetapi pada kehidupan yang bersifat individualized, hal yang kemudian dikenal sebagai era informasi. Perkembangan marketing sebagai ilmu pada paruh kedua abad 20, turut dipengaruhi oleh para pemikir futuristik yang telah memperkirakan arah perkembangan dunia menuju era informasi tersebut. d. Runtuhnya sistem komunisme dunia. Sistem komunisme yang pernah merajai sebagian belahan dunia sejak PD I dan berlanjut pada PD II. Politik pada masa perang dingin pun mencerminkan adanya perbedaan pandangan yang sangat mencolok antara kapitalisme dan komunisme, yang sebenarnya berawal dari masalah ekonomi. Lebih tepatnya, secara filsafati perbedaan tafsiran terhadap Injil Matius. Dengan runtuhnya sistem komunisme dunia, dunia menjadi terbuka bagi aktivitas ekonomi. Negara-negara yang tadinya menganut sistem ekonomi komando, beralih untuk memperlajari sistem ekonomi pasar, dan ilmu aplikatif yg paling digemari adalah ilmu pemasaran. Buku-buku dari berbagai ahli di dunia barat mulai dibawah dan diterjemahkan ke dalam bahasa setempat. Tidak terkecuali juga buku-buku pemasaran, terutama buku dari begawan marketing dunia, Philip Kotler. Selain dari latar belakang lahirnya dan berkembangnya ilmu marketing, kita perlu mengenal beberapa hal mendasar dalam sejarah marketing. Marketing jelas dimulai dari kegiatan pertukaran entah antar pribadi dengan pribadi, kelompok dan seterusnya. Pertukaran ini membutuhkan suatu konsensus bersama di antara pihak2 yang melakukan pertukaran tersebut. Tetapi pertukaran ini sendiri tidak dapat disebut sebagai ilmu marketing. Karena sebenarnya kegiatan tersebut lebih bersifat praktis ekonomi semata. Marketing lahir sebagai ilmu justru berawal dari ilmu periklanan (advertising). marketing pertama kali diajarkan dalam kelas oleh ED. Jones pada tahun 1906 di University of Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California pada tahun itu juga. Marketing selanjutnya lebih dipandang sebagai ilmu distribusi (distribusi masal), dan pengajarannya pun semakin luas pada universitas-universitas terkemuka di Amerika Serikat. Sedangkan dipandang dari sudut advertising, marketing sudah berkembang lebih dulu pada paruh terakhir abad ke-19, melalui penerbitan buku-buku yang berhubungan dengan advertising. Pada masa-masa terkemudian, marketing diajarkan dengan tiga elemen utama, yaitu advertising, selling dan distribution. Dan selanjutnya perlahan namun pasti, unsur-unsur lain pun mulai dimasukan dalam pemikiran-pemikiran marketing. Di antaranya, konsep konsumsi, perilaku pasar, dan seterusnya Maka dari itu manajemen pemasaran dipandang merupakan kajian yang sangat menarik dan harus berkembang dari masa ke masa yang ada untuk memberi pengetahuan baik untuk para penjual ataupun pembeli. Sedangkan manajemen pemasaran salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982). Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980). Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran". Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan. Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978). Tiga unsur konsep pemasaran: 1. Orientasi pada Konsumen 2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral 3. Kepuasan Konsumen Sedangkan pada perencanaan pemasaran ada beberapa konsep yang di tawarkan dan itu harus dilaui demi mendapatkan tujuan dari organisasi yaitu terdiri dari: 1. Product Individu harus mulai memikirkan apa yang akan dijual belikan dan memberikan analisa product ini seperti apa, keunggulan nya apa dan kekurangannya seperti apa serta bagaimana caranya agar product tersebut selalu ada untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang ada. 2. Place tempat pendistribusian suatu product yang akan di perjual belikan dan memenuhi standart dari produsen atau perusahaan sendiri agar proses distribusi berjalan sesuai dengan keinginan perusahaan 3. Price harga sebuah product tersebut apakah sudah sesuai dengan mangsa pasar yang akan dituju dan apakah sesuai juga dengan laba yang akan di capai. 4. Promotion sebuah iklan apa yang akan mensugesti calon customer dan iklan tersebut optimal dalam menjalankan tugasnya untuk menjaring pembeli 5. Public relation menjalin hubungan antara produsen dengan customer dan bekerja sesuai hayi tidak bertendensi dengan uang yang terfokus peduli pada keluhan customer atas produk ataupun jasa yang ada 6. Person melihat siapakah yang akan kita hire untuk membantu dan menjalankan proses industri yang akan di jalani oleh perusahaan demi mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. 7. Planner upaya atau model yang digunakan untuk membantu, mengidentifikasi, serta menganalisa aktifitas-aktifitas spesifik bisnis yang terjadi, yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan kompetitif bagi organisasi. Kekuatan bisnis menurutnya tidak hanya terletak pada sumber modal, sumber daya manusia, tetapi kemampuan perusahaan membagi setiap aktifitas bisnis menjadi sebuah unit bisnis baru. Misalnya, pemasaran dan promosi hingga distribusi. Dengan begitu, selain bisa berkesinambungan (sustainable), bisnis juga bisa semakin membesar. Sedangkan arti toko online sendiri adalah toko yang proses pembelian dan aktifitas bisnisnya dijalankan dengan memanfaatkan sebuah media internet entah melalui sociak media ataupun melalui website yang dikelola secara personal oleh pemilik toko. 2.2 Penelitian Terdahulu Strategi pemasaran menggunakan analisis SWOT dan menidentifikasi secara internal dan eksternal pada PT koko jaya prima makasar dan membuktikan bahwa ada imbas yang sangat kuat secara internak dan eksternal (renny; 2012) Sama meneliti tentang strategi pemasaran pada sebuah tempat akan tetapi objek yang di teliti beda karena toko yang di teliti dalam melakukan aktifitas jual beli semua melalu on-line. Terdapat pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, desain produk harga dan kepercayaan terhadap loyalitas pelanggan pada pelanggan indosat im3 (sutrisni ; 2010) Penelitian ini menganalisa pengaruh kualitas layanan, kualitas pelayanan, desain produk terhadap loyalitas pelamggan yang ada sedangkan pada pembahasan kali ini lebih diperkuat dari sisi penjualan. BAB III 3.1 Gambaran Sekilas Obyek Obyek pada penelitian ini adalah toko online barang branded secondhad, toko ini disebut dengan nama “Lini Kedua”, Lini Kedua sendiri dijalankan dari sekitar tahun 2011 oleh dua orang pemuda yang bernama Muhammad dan Ismail. Dua sosok pemuda itu merintis jual beli tersebut di karenakan mangsa pasar yang semakin besar terhadap barang branded walaupun sudah menjadi barang secondhand atau bekas. Proses jual-beli lini kedua dijalankan melalui system on-line dari mulai promosi ataupun penawaran serta pengiriman barang dan menjaring konsumen-konsumen yang berkeliaran. Lini kedua beroperasi di gresik tepatnya di daerah bungah gresik depan sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1.Gresik. 3.2 Analisis Obyek Lini kedua menjual barang secondhand branded dikarenakan permintaan pasar yang terlalu tinggi dari customer untuk barang branded akan tetapi budget untuk membeli yang baru dianggap terlalu mahal maka dari itu jual beli barang secondhand branded perkembangannya sangat signifikan sampai-sampai barang untuk di juak tidak ada artinya tidak ada stock dalam gudang. Beberapa customer lini kedua sangatlah beragam dari pegawai pemerintahan, pegawai BUMN sampai kalangan mahasiswa ataupun reseller yang mau menjual ulang barang yang ditawarkan. Apalagi harga yang ditawarkan oleh lini kedua juga masih pada harga yang bersahabat dengan kantong mahasiswa yang ingin menggunakan barang branded akan tetapi dia tidak mempunyai dana lebih untuk memuaskan keinginannya dalam memberi barang yang di anggap high class oleh beberapa orang. Beberapa tahun belakangan ini orang-orang juga saling berlomba-lomba untuk mendapatkan barang branded karena hal itu dinaggap bias menambah nilai practice seseorang selain itu bias membuat orang tersebut merasa nyaman dan [percaya diri atas apa yang dikenakan. Selain itu terkadang ada pembeli dari kalangan kolektor yang sengaja mencari sesuatu yang dianggap telah melebihi 15 tahun lama karena mereka menganggap bahwasnnya barang antic dan unik walaupun pada fashion adalah kepuasan yang tak bernikai. Strategi pemasaran sendiri pada lini kedua disaat awal adalah dengan cari customer secara random lewat internet dan sekarang lini kedua sendiri sudah mempunyai beberapa member yang aktif berinteraksi dengan pengembang toko tersebut. Selain pencarian customer secara random, lini kedua juga selalu jujur disaat mendeskripsikan kondisi barang karena kejujuran adalh modal paling utama untuk berdagang dan hal itu yang biyasanya membuat customer menyediakan waktunya lagi untuk Tanya apakah ada barang yang bias dibeli. Di sisi lain lini kedua juga memaksimalkan kebiasaan orang sekitar gresik yang suka duduk berlama-lama di warung kopi dan menciptakan word of mouth tentang kegiatan dan proses dari lini kedua sendiri apakah ada barang ataupun tidak Lini kedua sendiri juga memberi kesempatan kepada pelanggan apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan deskripsi pada saat penginformasian barang.. Dalam penentuan masalah harga lini kedua tidak pernah menjual melebihi setengah harga barang baru di toko asli. BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Dari sedikit uraian tersebut dapat dilihat bahwasannya lini kedua telah menjalankan bagaimana system manajemen pemasaran wakaupun masih belum optimal 4.2 saran Melakukan pendekatan dan penelitian yang sangat mendalam untuk mengaji manajemen pemasaran di toko online teruyama barang sendhand branded. DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/9702735/Manajemen_Pemasaran_Pengecer_dan_Pedagang_Grosir?login=&email_was_taken=true&login=&email_was_taken=true http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen#Sejarah_Perkembangan_Ilmu_Manajemen Basu Swasta Dharmesta, (1999), “ Loyalitas Pelanggan : Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Paduan Bagi Kotler, Philip (1980) Principles of Marketing, New Jersey: Prentice Hall International, third edition Dharmmesta, B.S. & Handoko, H.(1982), Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: PBFE Universitas Gadjah Mada Stanton, W.J.(1978), Fundamentals of Marketing, 5th Ed. Tokyo: Kogakusha, McGraw-Hill Book Company. http://swa.co.id/business-strategy/management/agar-bisnis-membesar-pengusaha-butuh-value-chain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar