BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perpustakaan
merupakan organisasi publik yang memiliki peran strategis dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa. Perkembangan perpustakaan mencerminkan kebutuhan sosial,
kultural dan pendidikan suatu masayarakat, sehingga perkembangan
perpustakaan tidak terlepas dari perkembangan masyarakat itu sendiri. Hal
tersebut berarti, bahwa perkembangan perpustakaan akan dipengaruhi oleh
perkembangan kebutuhan dan keinginan dari pemustakanya, sehingga perpustakaan
harus mengupayakan pemenuhan terhadap keinginan dan kebutuhan pemustaka
tersebut.
Didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007,
tentang perpustakaan, pemustaka adalah pengguna perpustakaan yang terdiri
dari peseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang
memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Dengan demikian untuk
merekalah perpustakaan dibangun dan dikembangkan sesuai dengan
tuntutannya. Dengan demikian kepuasan pemustaka perlu secara berkelanjutan diupayakan
dengan tujuan agar mereka terus memanfaatkan perpustakaan.
Dari
keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan pada akhirnya akan
bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pemustaka mengenai kepuasan yang
dirasakan. Selanjutnya dinyatakan, bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan
dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk atau jasa
yang diterima dan diharapkan oleh orang tersebut (Kotler dalam Lupiyoadi,
2006). Hal tersebut berarti bahwa kepuasan pemustaka akan tercipta apabila jasa
layanan perpustakaan yang diterima oleh pemustaka paling tidak sebanding dengan
jasa yang diberikan oleh perpustakaan. Kemudian Khaerunnas dan Assauri (2011:
1) menyatakan, bahwa perceived quality (persepsi kualitas)
merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan
suatu produk atau jasa layanan terkait dengan apa yang diharapkan oleh
pelanggan. Hal tersebut jika di perpustakaan, berarti bahwa poersepsi kualitas
meruapakan perpsepsi pemustaka terhadap keseluruhan kualitas jasa pelayanan
perpustakaan yang berhubungan dengan layanan perpustakaan yang diharapkan oleh
pemustaka.
Lembaga pendidikan tinggi, termasuk IAIN Sunan Ampel Surabaya
sebagai penyedia jasa pendidikan yang berhadapan langsung dengan mahasiswa
sebagai konsumen merupakan lembaga pemerintah yang juga harus mampu memberikan
layanan terbaik bagi masyarakat. Lebih lanjut Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Sunan Ampel adalah perguruan tinggi Islam negeri yang mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada
masyarakat di bidang ilmu pengetahuan agama Islam sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. IAIN berupaya menjadi center of excellence ilmu pengetahuan agama Islam yang diarahkan
kepada tercapainya tujuan pendidikan tinggi, berupaya menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional,
yang mampu mengembangkan, menyebarluaskan dan menerapkan ilmu pengetahuan agama
Islam, untuk meningkatkan kecerdasan umat dan kesejahteraan kehidupan
masyarakat. Penyelenggaraan tugas pokok tersebut merupakan prasyarat bagi
perguruan tinggi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Tim Penyusun
Panduan Penyelengaraan Pendidikan, 2010: 1)
Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan IAIN Sunan Ampel merupakan
salah satu tempat yang paling dikunjungi dan terpopuler bagi mahasiswa (Koran
dwiwulan Beranda Tabloit Solidaritas edisi Maret - April 2012 Rubrik Khobar).
Kunjungan yang tercatat di komputer absensi, tidak kurang dari tujuh ratus
mahasiswa dalam sehari tercatat di sana. Bahkan, dalam bulan-bulan tertentu,
seperti Maret, April, Mei, Oktober, Nopember dan Desember, kunjungan mencapai
seribu hingga seribu lima ratus. Kehadiran pemustaka ini banding lurus dengan
layanan sirkulasi (pinjam dan kembali). Statistik sirkulasi tidak berbeda jauh
dengan kehadiran. Ini menggambarkan, betapa pentingnya perpustakaan bagi
civitas akademika khususnya mahasiswa.
Dalam hal layanan sirkulasi, secepat dan sesegera mungkin
dilakukan transaksi (peminjaman, perpanjangan dan pengembalian) oleh para
petugas yang bersangkutan. Hal ini harus dilakukan, karena jika ada penundaan
layanan transaksi dikawatirkan terjadinya antrian pemustaka. Oleh karnanya,
dengan program otomasi, jika dalam kondisi lancar pelayanan sirkulasi bisa
dilakukan tidak lebih dari satu menit tiap transaksinya.
Sebagai usaha memberikan layanan prima bagi para pemustaka,
perpustakaan sesuai SK Rektor nomor In.02/1/HM.02/SK/865/P/2010, memberikan
layanan mulai pukul 08.00 hingga 15.30. Dari segi pengayaan koleksi,
perpustakan senantiasa terus berbenah. Tidak kurang dana proyek sebanyak Rp.
500.000.000,- (tahun 2011 dan 2012) digunakan untuk pembelian beragam jenis dan
judul buku. Dari uang sebanyak itu dapat digunakan untuk pengadaan buku
sebanyak kurang lebih lima ribu (5.000) eksemplar buku. Adapun sumber pengadaan
judul buku melalui beberapa alternatif. Diantaranya bersumber dari penawaran
penerbit, internet, usulan tiap-tiap Ketua Jurusan yang ada di IAIN Sunan
Ampel, dan usulan dari pemustaka.
Banyak kajian yang dilakukan
perpustakaan untuk mengetahui apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan pengguna (user
need). Kajian ini disebut sebagai user studies, yang sangat intens
dilakukan oleh perpustakaan-perpustakaan di negara maju. Dan tidak hanya itu,
kajian juga meluas kepada kajian perilaku pengguna yang disebut sebagai user
behavior studies. Setidaknya terdapat empat fokus kajian perilaku pengguna,
yaitu:
1. Perilaku
informasi (information behavior) yang merupakan keseluruhan perilaku
yang berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian
dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun pasif. Menonton TV dapat
dianggap sebagai perilaku informasi, demikian pula komunikasi antar-muka.
2. Perilaku
penemuan informasi (information seeking behavior) merupakan upaya
menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan
untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam upaya ini, seseorang bisa saja
berinteraksi dengan sistem informasi hastawi (surat kabar, sebuah perpustakaan)
atau berbasis komputer (misalnya internet).
3. Perilaku
pencarian informasi (information searching behavior) merupakan perilaku
di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan seseorang ketika
berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini terdiri dari berbagai bentuk
interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer (misalnya penggunaan
mouse, atau tindakan mengklik sebuah link), maupun di tingkat
intelektual dan mental, misalnya penggunaan strategi Boolean atau
keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak
perpustakaan.
4. Perilaku
penggunaan informasi (information user behavior) terdiri dari
tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang ketika
menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang sudah
ia miliki sebelumnya.
Melalui kajian kebutuhan pengguna (user
studies) dan kajian perilaku pengguna (user behavior studies) perpustakaan
diharapkan dapat memahami kebutuhan pengguna dan cara mereka memenuhi kebutuhan
tersebut. Informasi-informasi ini amat
dibutuhkan oleh perpustakaan sebagai feedback untuk menyusun perencanaan,
strategi kerja, dan mendesain sistem layanan perpustakaan sehingga benar-benar
memenuhi harapan pengguna. Sebagai sebuah perpustakaan yang berkomitmen pada
kualitas layanan, perpustakaan harus pula melakukan kajian- kajian tersebut.
Produk kajian melahirkan temuan (finding) antara lain berupa metodologi,
pola, model, dan sebagainya yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas
layanan perpustakaan.
Perpustakaan IAIN Sunan Ampel
selama ini tidak pernah secara khusus
melakukan kajian terhadap perilaku dan sikap pengguna terhadap kualitas
layanan-layanannya. Padahal kajian ini sangat penting dalam rangka perbaikan
kualitas layanan yang terus menerus guna memenuhi kepuasan para penggunanya.
Walaupun demikian, evaluasi diri secara umum setiap tahun dilakukan, yaitu
melalui pembuatan dokumen laporan tahunan.
Dalam Penelitian ini tingkat kepuasan pengguna perpustakaan yang diukur
dengan menggunakan kuseioner dengan empat indicator meliputi a. Akses terhadap
informasi (Access to Information ation),
b. Sikap petugas dalam melayani (Affect
of service), c. Kemudahan penggunaan dalam pencarian informasi tanpa
bantuan petugas (Personal Control),
dan d. Perpustakaan sebagai sebuah tempat (Library
as place)
Melihat kenyataan seperti yang
telah disebutkan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti kepuasan
pengguna terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh Perpustakaan IAIN Sunan
Ampel. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan kualitas layanan
Perpustakaan IAIN Sunan Ampel berdasarkan penilaian para penggunanya
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar
belakang masalah di depan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Access to Information ation (AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanan penggua perpustakaan secara simultan?
2.
Apakah ada pengaruh signifikan antara Access to Information ation (AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanan penggua perpustakaan secara parsial?
3.
Variabel manakah yang memiliki pengaruh yang
paling dominan terhadap kualitas layanan penggua perpustakaan?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1.
Mengetahui pengaruh yang signifikan antara Access to Information ation (AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanan penggua perpustakaan secara simultan.
2.
Mengetahui pengaruh yang signifikan antara Access to Information ation (AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanan penggua perpustakaan secara parsial.
3.
Mengetahui Variabel manakah yang memiliki
pengaruh yang paling dominan terhadap kualitas layanan penggua perpustakaan.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
informasi/masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang
pelayanan publik khususnya pelayanan Perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya.
2.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
informasi/masukan bagi pembuat kebijakan, terutama dalam upaya meningkatkan
kualitas pelayanan Perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya.
3.
Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
tambahan wawasan keilmuan yang diperoleh di dunia praktik tentang pelayanan
publik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Manajemen Sektor Publik
A.1. Pengertian Pelayanan Publik
Secara teoritik, birokrasi
pemerintahan memiliki tiga fungsi utama, yaitu; fungsi pelayanan, fungsi
pembangunan dan fungsi pemerintahan umum (Osborne, 1996; LAN, 2007).
a. Fungsi
pelayanan, berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat. Fungsi utamanya, memberikan pelayanan (service)
langsung kepada masyarakat.
b. Fungsi
pembangunan, berhubungan dengan unit oganisasi pemerintahan yang
menjalankan salah satu bidang tugas tertentu disektor pembangunan. Fungsi
pokoknya adalah development function/fungsi pembangunan dan adaptive
function/fungsi adaptasi.
c. Fungsi
pemerintahan umum, berhubungan dengan rangkaian kegiatan organisasi
pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum (regulasi), temasuk
di dalamnya menciptakan dan memelihara ketentraman dan ketertiban. Fungsinya
lebih dekat pada fungsi pengaturan (regulation function).
Konsep dasar atau pengertian
Pelayanan Publik (Public Services);
1) Pelayanan Umum menurut Lembaga
Administrasi Negara (1998) diartikan:
“Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan”
2) Departemen Dalam Negeri (2004) menyebutkan bahwa; “Pelayanan Publik adalah Pelayanan Umum”, dan
mendefinisikan “Pelayanan Umum adalah suatu proses bantuan kepada orang lain
dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal
tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik
berupa barang dan jasa”.
Dari beberapa pengertian
pelayanan dan pelayanan publik yang diuraikan tersebut, dalam konteks
pemerintah daerah, pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan
atau melayani keperluan orang atau masyarakat an/atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima
pelayanan.
A.2. Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Menurut Pope (2003)
peranan pelayanan publik pada dasarnya membantu pemerintah yang sah dalam
menyusun kebijakan, melaksanakan keputusan dan memberi pelayanan publik yang
menjadi tanggung jawabnya. Dalam etikanya pelayanan publik dilakukan oleh pegawai
negeri yang setia pada departemen tempat mereka bekerja. Pegawai negeri ini dapat disebut dengan pejabat publik. Pegawai negeri
ini harus memiliki integritas, berprilaku adil dan jujur menjalankan tugas
dengan melayani publik dengan ramah, efisien, cepat tanpa prasangka atau salah urus. Dia juga harus bisa memastikan bahwa uang
publik dapat digunakan dengan wajar, efektif dan efisien.
Penyelenggaraan pelayanan
publik dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik yaitu penyelenggara
Negara/pemerintah, penyelenggara perekonomian dan pembangunan, lembaga
independen yang dibentuk oleh pemerintah, badan usaha/badan hukum yang diberi
wewenang melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi pelayanan publik, badan usaha/badan hukum yang bekerjasama
dan/atau dikontrak untuk melaksanakan sebagaian tugas dan fungsi pelayanan
publik. Dan masyarakat umum atau swasta yang melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi pelayanan publik yang tidak mampu ditangani/dikelola oleh
pemerintah/pemerintah daerah.
Dalam hubungan dengan pemberian
layanan terhadap publik, penting untuk
memperhatikan kategori layanan publik sebagaimana dikemukakan oleh Henry
(Sedarmayanti, 2000: 197), yaitu: (1) Public service adalah pengertian
yang ditujukan
kepada suatu pelayanan terhadap
kebutuhan yang bersifat umum dari masyarakat.Dan karena itu dapat dituntut agar
dilaksanakan; (2) Public utilities berupa pelayanan atas komoditi dan
jasa dengan mempergunakan sarana milik umum, yang dapat dilakukan oleh
orang/badan keperdataan namun harus dengan pelayanan tanpa deskriminasi; dan
(3) Public interest law (pro bono publico) adalah dalam bentuk
karya pekerjaan/pelayanan yang dilakukan karena belas kasihan demi kemanfaatan
umum Pendapat tersebut menunjukkan bagaimana seharusnya pemerintah memberi
perhatian dan bersikap terhadap layanan publik. Jika pelayanan publik dituntut
untuk dilaksanakan, maka pemerintah harus memberi respon terhadap layanan apa
saja yang harus diberikan. Pemerintah harus memperhatikan cara terbaik dalam
pelayanan dan tidak diskriminatif.
Dalam kaitan mewujudkan good
governance maka pelayanan menjadi pusat terwujudnya hal tersebut, sehingga
menjadi penting untuk mengetahui dasar-dasar pelayanan, dimana lini depan dari
semua instansi pemerintahan harus memiliki ketrampilan dasar yang diperlukan
untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan. Untuk
menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan dalam pelayanan, maka terdapat 8 ketrampilan dasar yang dapat
diterapkan pada semua situasi dalam pelayanan, yakni;
a.
Memusatkan perhatian pada pelanggan dengan cara
mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dibicarakan oleh pelanggan,
memperhatikan ekspresi wajah anda dan selalu menampilkan senyuman, serta
berusaha mengetahui kebutuhan pelanggan.
b.
Memberikan pelayanan yang efisien dengan cara
mempergunakan waktu seakurat mungkin, berbicara seperlunya dengan pelanggan,
dan menjawab pertanyaan pelanggan secara singkat, tepat, serta tidak
bertele-tele.
c.
Meningkatkan perasaan harga diri pelanggan dengan cara
mengenali kehadiran pelanggan dengan segera, memuji dengan tulus dan memberikan
penghargaan kepada pelanggan serta memperlakukan setiap pelanggan sebagai orang
dewasa.
d.
Membina hubungan baik dengan pelanggan dengan cara
mendengarkan apa yang disampaikan pelanggan dengan baik, menunjukkan simpati dan
berbicara dengan penuh perasaaan untuk menunjukkan bahwa kita mengerti dan
memahami perasaan pelanggan.
e.
Memberikan penjelasan dan keterangan dengan cara
menjelaskan kepada pelanggan secara logis dan rasional sehingga pelanggan dapat
mengerti dan mau menerima penjelasan.
f.
Dapat menentukan apa keinginan pelanggan dengan cara
menanyaka kepada pelanggan secara santun, serta mengulangi kembali keinginan
pelanggan kemudian menarik inti dari apa yang telah dikataknan pelanggan.
g.
Penjelasan jasa pelayanan yang dapat diberikan oleh
instansi
h.
Mengalihkan pelayanan kepada orang lain
Kualitas merupakan
suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan. Kata kualitas sendiri mengandung banyak pengertian,
beberapa contoh pengertian kualitas menurut Tjiptono (1995) adalah:
1. Kesesuaian
dengan persyaratan;
2. Kecocokan
untuk pemakaian;
3. Perbaikan
berkelanjutan;
4. Bebas dari
kerusakan/cacat;
5. Pemenuhan kebutuhan pelangggan sejak awal dan setiap saat;
6. Melakukan segala sesuatu secara benar;
7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
5. Pemenuhan kebutuhan pelangggan sejak awal dan setiap saat;
6. Melakukan segala sesuatu secara benar;
7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Pada
prinsipnya pengertian-pengertian tersebut diatas dapat diterima. Yang menjadi
pertanyaan adalah ciri-ciri atau atribut- atribut apakah yang ikut menentukan
kualitas pelayanan publik tersebut. Ciri-ciri atau atribut-atribut tersebut
yaitu antara lain:
1.
Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu
dan waktu proses;
2.
Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan;
3.
Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan;
4.
Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya
petugas yang melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer;
5.
Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan
lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi dan
lain-lain;
6.
Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang
tunggu ber- AC, kebersihan dan lain-lain.
Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang diberikan
oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah suatu
pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk. Zeithaml
(1990) mengemukakan dalam mendukung hal tersebut, ada 10 (sepuluh) dimensi yang
harus diperhatikan dalam melihat tolok ukur kualitas pelayanan publik, yaitu sebagai
berikut :
1. Tangible,
terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi;
2. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan
dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat;
3. Responsiveness, kemauan
untuk membantu konsumen bertanggung
jawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan;
4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan
dan ketrampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan;
5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat,
tanggap terhadap keinginan konsumen serta
mau melakukan kontak atau hubungan pribadi;
6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk
menarik kepercayaan masyarakat;
7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus
bebas dari berbagai bahaya dan resiko;
8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak
dan pendekatan;
9. Communication, kemauan
pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi
pelanggan sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada
masyarakat;
10.Understanding the customer, melakukan segala usaha
untuk mengetahui kebutuhan pelanggan.
A.3. Kepuasan
Masyarakat
Kepuasan masyarakat berarti juga kepuasan
pelanggan. Ada beberapa pengertian yang diberikan oleh pakar tentang kepuasan
pelanggan. Tse dan Wilton (1998) menjelaskan definisi kepuasan pelanggan adalah
respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara
harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian.
Sementara Wilkie (1990) menjabarkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan emosional pada
evaluasi terhadap pengalaman konsumsi produk atau kasa.
Engel dkk (1990)
mengartikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi pembeli dimana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan sedangkan
ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan. Sementara Kotles
(1994) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tigkat
perasaan seseorang setelah
membandigkan kinerja yang ia rasakan dibadingkan dengan harapannya.
Tingkat kepuasan
masyarakat adalah ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan yang ditentukan
oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan. Menurut sianipar, kepuasan itu
dipengaruhi berbagai variabel atau dapat dilihat dari beberapa dimensi. Secara
umum kepuasan pelanggan dapat dilihat dari dimensi sikap personil yang
melayani, kualitas atau spesifikasi khas atau jasa layanan, ketepatan waktu,
kemudahan, kenyamanan, keamanan dan biaya(ekonomis). Konsep tingkat kepuasan
pelanggan menurut Tjiptono dapat dilihat pada gambar sebagai berikut;
Gambar,
Konsep Kepuasan Pelanggan (Tjiptono, 1996)
Dalam
hunbungan dengan pelangga, dikatakan terjadi pelayanan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) manakala terjadi
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Tetapi antara upaya pemenuhan
kebutuhan (pelayanan) dengan keinginan pelanggan tidak lepas dari organisasi
yang efektif. Artinya tanpa didukung dengan sistim organisasi yang efektif,
tidak mungkin terjadi pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Oleh karena
itu yang dimaksud dengan kepuasan pelanggan adalah efektivitas dari sistim
organisasi yang mampu membantu pelanggan memenuhi kebutuhannya secara optimal.
A.4. LibQul+TM
LibQual+TM adalah salah satu
metode yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan perpustakaan adalah
LibQual+TM (Library Quality). Menurut Xi dan Levy (2005), LibQual+TM
dikembangkan dari SERVQUAL yang dirancang untuk mengukur kualitas layanan pada
industri jasa. LibQual+TM dicetuskan pada tahun 1999 oleh para pakar di bidang
ilmu perpustakaan dan informasi yang tergabung dalam ARL (Association
Research Library) di Amerika Serikat bekerjasama dengan Texas A&M
University, setelah melalui kajian yang lama. Metode ini dianggap paling
mutakhir dan kini digunakan oleh hampir seluruh perpustakaan di Amerika
Serikat, Eropa, United Kingdom, dan Australia.
Menurut Cook dan Heath (2001)
asumsi yang mendasari LibQual+TM (juga SERVQUAL) adalah "... only
customers judge quality, all other judgments are essentially irrelevant"
(hanya pengguna jasa yang (berhak) menilai kualitas (layanan), seluruh penilaian
lain pada dasarnya tidaklah relevan). Definisi kualitas menurut LibQual+TM
adalah selisih (gaps) antara harapan (desired) dan persepsi (perceived).
Kualitas layanan dianggap baik, bila skor persepsi lebih tinggi dari
harapan, dan sebaliknya, kualitas layanan dianggap belum baik, bila skor
persepsi lebih rendah dari harapan.
Terdapat empat dimensi dalam
LibQual+TM, yang dapat dijadikan indicator penilaian, yaitu:
1. Access to Information ation, menyangkut;
a) kelengkapan
koleksi (buku, majalah, jurnal, surat kabar),
b) kemutakhiran
koleksi (currency),
c) relevansi
koleksi dengan kebutuhan pengguna,
d) kemudahan
akses internet/dokumen elektronik, dan lain-lain
2. Affect of service, menyangkut sikap petugas
dalam melayani pengguna, meliputi:
a) Suka
membantu pengguna yang kesulitan,
b) Selalu
ramah dan sopan,
c) Dapat
diandalkan menangani kesulitan yang dihadapi pengguna,
d) Memberikan
perhatian (care) kepada setiap pengguna,
e) Mempunyai
wawasan yang cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna,
f) Selalu
siap siaga merespons permintaan pengguna,
g) Dapat
meyakinkan pengguna,
h) Mengerti
kebutuhan pengguna; dan lain-lain.
3. Personal Control, yaitu suatu kondisi yang
diciptakan perpustakaan agar pengguna secara individu (personal) dapat
melakukan sendiri apa yang diinginkannya ketika mencari informasi di
perpustakaan (tanpa bantuan petugas perpustakaan). Hal ini meliputi:
a) adanya
katalog (kartu/online) yang mudah digunakan oleh pengguna,
b) adanya
petunjuk-petunjuk yang jelas di perpustakaan,
c) adanya
peralatan modern yang memudahkan pengguna untuk mengakses informasi,
d) adanya
tatanan/urutan/klasifikasi yang memudahkan pengguna dalam menemukan buku-buku
di rak, dan sebagainya.
4. Library as Place (perpustakaan sebagai sebuah
tempat), yaitu
a)
tempat yang nyaman untuk belajar,
b)
tempat yang tenang untuk berkonsentrasi,
c)
tempat untuk merefleksikan diri dan merangsang
tumbuhnya kreatifitas,
d)
tempat yang nyaman dan mengundang (inviting
location) kepada siapa saja untuk masuk, dan
e)
tempat yang kondusif untuk berkontemplasi/merenung (contemplative
environment).
Penelitian evaluasi dengan
LibQual+TM ini dilakukan setiap tahun sekali sebagai salah satu bentuk quality
control untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan kepada para
pengguna. Chapman dan Ragsdale (2002) mengemukakan tip-tip dalam rangka
perbaikan dan peningkatan kualitas layanan, yaitu selalu melibatkan pustakwan
dari setiap level; selalu membuat perencanaan jangka panjang; selalu
menggunakan hasil survey dalam proses perencanaan; dan selalu mengkomunikasikan
dengan seluruh staf perpustakaan tentang apa yang dikerjakan serta menjelaskan
mengapa hal tersebut dikerjakan.
B.1. Pengertian Perpusatakaan
Secara harfiah perpustakaan
dapat diartikan sebagai tempat menyimpan buku-buku. Sedangkan dalam arti luas
dapat berarti unit kerja yang mengumpulkan, menyimpan dan memelihara serta
mengelola bahan pustaka (koleksi), dengan mengunakan suatu sistem tertentu agar
dapat dipergunakan sebagai sumber
informasi. Koleksi perpustakaan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis, yakni bahan pustaka tercetak dan bahan pustaka terekam. Menurut
Sulistyo-Basuki (1993), perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah
gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan
lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan
pembaca, bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya
termasuk di dalamnya semua bahan cetak (buku, majalah, laporan, pamflet,
prosiding, manuskrip atau naskah, lembaran musik, berbagai karya media
audio-visual seperti film, slide, kaset, CD/VCD/DVD, e-book, e-jounal,
piringan hitam, bentuk mikro seperti mikrofilm dan mikrofis).
Definisi di atas menunjukkan
bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk pembaca. Definisi ini juga
menunjukkan ada perbedaan utama antara sebuah perpustakaan dengan toko buku.
Pada toko buku, buku disusun dengan tujuan untuk dijual dan tujuan utamanya
adalah mencari untung, sedangkan perpustakaan bertujuan untuk memberdayakan koleksinya
untuk kepentingan pembaca.
Dari definisi perpustakaan
tersebut pun dapat dilihat bahwa terdapat beberapa unsur di dalam suatu
perpustakaan. Unsur-unsur tersebut meliputi gedung dan semua fasilitas dan
peralatan yang ada di dalamnya yang merupakan sarana dan prasarana
perpustakaan; koleksi perpustakaan yang merupakan obyek dari dokumen dan
informasi yang dikelola dan diberdayakan oleh perpustakaan untuk kepentingan
pengguna; orang sebagai pengelola dan pelayan yang bertugas mengelola dan
melayani kebutuhan informasi para penggunanya.
Berdasarkan
cakupan subyek (topik bahasan) koleksinya serta sasaran pengguna potensialnya,
terdapat berbagai jenis perpustakaan, yaitu: perpustakaan internasional,
perpustakaan nasional, perpustakaan umum dan perpustakaan keliling,
perpustakaan swasta (pribadi), perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah,
perpustakaan perguruan tinggi. Disamping itu, terdapat pula sejenis badan yang
bergerak di bidang informasi, yaitu dokumentasi dan arsip.
Menurut Saleh (2004),
perpustakaan perguruan tinggi adalah unit penunjang bagi terselenggaranya
tujuan perguruan tinggi, yaitu tri dharma perguruan tinggi yang terdiri dari
pendidikan, penelitian dan pemberdayaan masyarakat. Dengan berkembangnya
perguruan tinggi menjadi universitas riset, maka fungsi perpustakaan di
perguruan tinggi menjadi semakin penting, karena teaching process atau
penyampaian materi di kelas menjadi semakin berkurang intensitasnya, disebabkan
oleh jumlah mahasiswa di kelas semakin besar, sehingga yang terjadi adalah learning
process di luar kelas. Perubahan konsep ini tentu memerlukan tempat belajar
yang semakin besar dan perpustakaan akan menjadi alternatif tempat untuk learning
process tersebut.
Sedangkan Sulistiyo-Basuki
(1993), memberi batasan perpustakaan perguruan tinggi, yaitu perpustakaan yang
terdapat di perguruan tinggi, badan bawahannya, dan lembaga yang berafiliasi
dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan
perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan tri dharma perguruan tinggi. Oleh
karena itu, perpustakaan bertujuan membantu melaksanakan ketiga dharma
tersebut. Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah :
a)
Memenuhi kebutuhan informasi civitas akademika
perguruan tinggi, khususnya mahasiswa dan dosen.
b) Menyediakan
bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, mulai dari
mahasiswa tingkat pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana.
c)
Menyediakan ruangan belajar untuk pengguna
perpustakaan.
d) Menyediakan
jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pengguna.
e) Menyediakan
jasa informasi aktif yang tidak hanya terbatas pada lingkungan perguruan tinggi
tetapi juga lembaga industri lokal (Sulistyo-Basuki, 1993).
Sedangkan menurut Daryanto
(1985), tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung,
memperlancar, dan mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan
tinggi. Perpustakaan di perguruan tinggi biasanya tidak hanya berpusat pada
satu tempat, tetapi juga terdapat di fakultas, dan lembaga lainnya di
lingkungan perguruan tinggi, seperti perpustakaan pusat, perpustakaan
fakultas, perpustakaan
jurusan/departemen, perpustakaan lembaga, dan lain-lain. Peran perpustakaan di
perguruan tinggi adalah sebagai unit sarana kelengkapan pusat yang bersifat
akademis.
Adapun cara yang ditempuhnya
adalah melalui : (1) pengumpulan informasi; (2) pelestarian informasi; (3)
pengolahan informasi; (4) pemanfaatan informasi; dan (5) penyebarluasan
informasi. Kelima pelayanan informasi tersebut dilakukan dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : (1) kesesuaian dengan kurikulum
yang memperkaya pengetahuan dosen dan mahasiswa, mempertinggi kualitas hasil
belajar mahasiswa; (2) relevansinya sebagai sumber literatur yang dapat
mendukung suatu penelitian; dan (3) hasil penelitian ilmiah merupakan bahan
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Dari batasan-batasan yang telah
dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan
tinggi adalah suatu unit organisasi yang berada di bawah perguruan tinggi yang
bertugas mengelola informasi yang terdapat dalam koleksinya untuk dilayankan
kepada para penggunanya, khususnya dosen dan mahasiswa. Keberadaan perpustakaan
diharapkan dapat membantu kelancaran perguruan tinggi didalam mencapai
tujuannya, dengan cara menyediakan berbagai fasilitas beserta koleksinya yang
disesuaikan dengan kurikulum perguruan tinggi, program penelitian yang
diterapkan, dan bentuk pengabdian yang telah digariskan perguruan tinggi
sebagai organisasi induknya. Saat ini Keberadaan perpustakaan di lingkungan perguruan
tinggi menjadi sangat strategis sejalan dengan upaya perguruan tinggi untuk
menjadikannya sebagai universitas riset (research university).
Menurut Cullen (2001),
perpustakaan perguruan tinggi menghadapi dua tantangan besar, yaitu lingkungan digital
global (global digital environment) dan kompetisi yang terus meningkat.
Dalam upaya mempertahankan keberadaannya, perpustakaan perguruan tinggi harus
selalu meningkatkan kualitas layanan-layanannya guna memuaskan para penggunya.
B.2. Pelayanan Perpustakaan
Di dunia perpustakaan dan
kepustakawanan dikenal dua macan layanan perpustakaan yaitu layanan teknis dan
layanan pengguna. Yang dimaksud dengan layanan teknis adalah layanan yang
menyangkut pekerjaan dalam mempersiapkan secara umum bahan pustaka agar
nantinya bahan pustaka tersebut dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan.
Sedangkan layanan pengguna adalah aktifitas perpustakaan dalam memberikan jasa
layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya kepada anggota perpustakaannya.
Kegiatan pelayanan pengguna
perpustakaan meliputi kegiatan peminjaman dan pengembalian buku (lazim disebut
pelayanan sirkulasi) serta pelayanan penelusuran informasi (Sumarlinah, 2004).
Kegiatan pelayanan perpustakaan yang lain dan umum dilakukan oleh perpustakaan
adalah bimbingan pembaca (biasanya menyangkut bimbingan kepada pengguna dalam
hal cara-cara menggunakan dan memanfaatkan perpustakaan), pelayanan referensi
(pelayanan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna dengan menggunakan
koleksi-koleksi rujukan, seperti kamus, ensiklopedia, dan sebagainya),
pelayanan internet, pelayanan foto kopi, serta pelayanan-pelayanan informasi
lainnya.
Menurut Saleh (1992), jumlah jenis/macam layanan
perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan sesungguhnya
cukup banyak. Namun semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah
disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan
penggunanya. Macam layanan pengguna tersebut antara lain dapat disebutkan
sebagai berikut:
a)
Layanan sirkulasi
b)
Layanan referens
c)
Layanan pendidikan pemakai
d)
Layanan penelusuran informasi
e)
Layanan penyebarluasan informasi terbaru
f)
Layanan penyebaran informasi terseleksi
g)
Layanan penerjemahan
h)
Layanan fotokopi (jasa reproduksi) dan
lain-lain.
Berdasarkan uraian-uraian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa di dalam melayani kebutuhan para penggunanya,
perpustakaan memberikan berbagai jenis layanan yang disesuaikan dengan
kemampuan perpustakaan serta mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi
informasi dan komuniksi. Di dalam memberikan jasa layanannya faktor kebutuhan
pengguna harus ditempatkan pada prioritas pertama. Dengan perkembangan dan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, banyak
perpustakaan-perpustakaan yang telah
mengembangkan layanannya ke jenis layanan-layanan dalam bentuk digital (electronic),
seperti catalog digital, pelayanan koleksi elektronik dalam bentuk CD-ROM,
serta pelayanan internet.
B.3. Sistim Pelayanan Perpustakaan
Ada dua macam sistem pelayanan
yang umum diberlakukan di perpustakaan, yaitu sistem pelayanan tertutup (closed
access) dan sistem pelayanan terbuka (open access). Sistem pelayanan
tertutup adalah apabila pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil sendiri
koleksi perpustakaan yang dibutuhkannya. Untuk dapat membaca atau mempergunakan
dan meminjam koleksi, maka pengguna harus mencari terlebih dahulu melalui
sarana bantu penelusuran yang disediakan oleh perpustakaan. Sarana bantu
tersebut biasanya dalam bentuk katalog (dalam bentuk tercetak atau dalam bentuk
elektronik/katalog komputer) yang memuat informasi bibliografis dari koleksi
yang dimiliki perpustakaan.
Menurut Sulistiyo-Basuki
(1993), katalog merupakan himpunan rujukan atau berkas yang teratur untuk
mencatat bahan pustaka atau koleksi. Setelah mendapatkan judul yang diinginkan,
pengguna harus mencatat keterangan dari katalog, seperti nama pengarang, judul
buku, nomor penempatan buku di rak (call number), dan lainlain. Catatan
yang dibuat selanjutnya diserahkan kepada petugas untuk diambilkan koleksinya
yang sesuai. Jadi pada sistem pelayanan tertutup, sarana bantu penelusuran
berupa katalog adalah satu-satunya sarana yang dapat dipakai untuk mencari dan
memilih judul buku atau koleksi yang diinginkan. Jika katalog yang disediakan
oleh perpustakaan dalam bentuk tercetak, berupa kartu katalog, biasanya
terdapat tiga jajaran kartu katalog, yaitu jajaran kartu katalog judul (disusun
menurut abjad judul buku, kartu ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna yang telah mengetahui judul buku yang akan dicarinya); jajaran kartu
katalog pengarang (disusun menurut abjad nama pengarang/penulis/penyunting/
penerjemah buku, kartu ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang
telah mengetahui pengarang/penulis/penyunting/penerjemah buku yang akan
dicarinya); jajaran kartu katalog subyek (kartu ini disediakan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna yang mencari buku berdasarkan masalah/subyek tertentu). Ada
dua macam kartu catalog subyek, yaitu katalog subyek kelas (kartu ini disusun
berdasarkan subyek dalam bentuk angka/notasi klas, dan untuk merujuk ke klas
tertentu perpustakaan melengkapinya dengan jajaran kartu yang disebut indeks
subyek); dan katalog subyek verbal (kartu ini disusun berdasarkan abjad).
Untuk sistem pelayanan terbuka,
pengguna diperbolehkan langsung memilih buku pada jajarannya di rak. Meskipun
demikian, keberadaan katalog sebagai sarana bantu untuk menemukan kembali
informasi koleksi yang dimiliki perpustakaan masih tetap diperlukan. Oleh
karena itu, sebuah perpustakaan walaupun menerapkan system pelayanan terbuka,
katalog masih tetap disediakan. Hal ini karena jika pengguna hanya mencari
langsung ke rak, ada kemungkinan buku yang dicarinya tidak ditemukan (karena
mungkin sedang dipinjam atau digunakan oleh pengguna yang lain), padahal buku
yang dicarinya dimiliki oleh perpustakaan. Dengan memeriksa katalog, pengguna
akan mengetahui keberadaan suatu buku tertentu di perpustakaan, walaupun buku
itu sendiri sedang tidak berada di tempatnya. Jika yang disediakan oleh
perpustakaan adalah katalog komputer yang telah terintegrasi dengan layanan
sirkulasi, pengguna malah akan mengetahui status buku yang dicarinya, seperti
apakah sedang ada yang meminjam atau tersedia di rak.
Menurut Daryanto (1985) sistem pelayanan terbuka
mempunyai kebaikan atau kelebihan sebagai berikut:
1.
Pengguna memperoleh kebebasan dalam memilih sendiri
bahan pustaka yang ada di rak, tidak perlu lewat katalog.
2.
Dengan melihat dan memeriksa buku-buku secara bebas dapat
menimbulkan daya rangsang untuk membaca.
3.
Kalau buku yang dikehendaki tidak ada, dapat memilih
buku yang lain.
4.
Lebih menyenangkan melihat-lihat buku secara langsung
daripada melihat di katalog.
Sedangkan kekurangannya adalah :
1.
Pengguna sering salah mengembalikan buku ke dalam rak,
karena tidak tahu cara menyusunnya sehingga susunan buku di rak sulit teratur
atau sangat mudah rusak.
2.
Kebebasan sering disalahgunakan sehingga banyak buku
yang hilang.
3.
Pengawas atau petugas perpustakaan harus sering
mengawasi para pengguna.
Untuk sistem pelayanan tertutup, kelebihannya adalah:
1.
Susunan buku di rak dapat terpelihara karena dilakukan
oleh petugas.
2.
Tingkat kehilangan buku relatif kecil.
3.
Pengontrolan buku lebih mudah dilakukan.
4.
Tidak diperlukan petugas khusus yang mengawasi pengguna
yang masuk dan keluar dari ruang koleksi.
Sedangkan kekurangan dari sistem pelayanan tertutup
adalah:
1. Kebebasan
melihat buku tidak ada, harus dicari melalui catalog
2. Memilih
buku melalui katalog kurang memberi kesenangan dan kepuasan dibandingkan
melihat langsung bukunya.
3. Melihat
dari katalog sering mengecewakan/tidak mengenai sasaran dan keinginan.
4. Katalog
harus lengkap.
5. Banyak
buku yang kurang dikenal oleh pengguna sehingga tidak pernah dipinjam.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual
Perpustakaan secara umum dapat
dikatakan sebagai suatu unit organisasi yang bertugas mengelola (mengadakan,
mengolah dan menyebarkan) dokumen dan informasi untuk selanjutnya disebarkan
kepada para pengguna yang membutuhkannya. Dengan perkataan lain, perpustakaan
dapat diartikan juga sebagai unit penyelenggara jasa layanan informasi. Sebagai
unit jasa layanan informasi maka semua kegiatan yang dilakukan oleh
perpustakaan harus selalu berorientasi pengguna dalam arti harus selalu
berupaya memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pengguna. Oleh karena itu,
indikator keberhasilan sebuah perpustakaan adalah apabila perpustakaan tersebut
sudah mampu memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan penggunanya, sehingga
penggunanya merasa puas.
Kegiatan pelayanan pengguna
perpustakaan meliputi kegiatan peminjaman dan pengembalian buku (lazim disebut
pelayanan sirkulasi) serta pelayanan penelusuran informasi (Sumarlinah, 2004).
Kegiatan pelayanan perpustakaan yang lain dan umum dilakukan oleh perpustakaan
adalah bimbingan pembaca (biasanya menyangkut bimbingan kepada pengguna dalam
hal cara-cara menggunakan dan memanfaatkan perpustakaan), pelayanan referensi
(pelayanan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna dengan menggunakan
koleksi-koleksi rujukan, seperti kamus, ensiklopedia, dan sebagainya),
pelayanan internet, pelayanan foto kopi, serta pelayanan-pelayanan informasi
lainnya.
Perpustakaan
IAIN Sunan Ampel adalah sebuah perpustakaan perguruan tinggi dimana para
pelanggan atau para pengguna potensialnya adalah civitas akademika IAIN Sunan
Ampel, terutama mahasiswa dan dosen. Dengan demikian Perpustakaan IAIN Sunan
Ampel dapat dikatakan berhasil jika mahasiswa dan dosen telah merasa puas
terhadap layanan-layanan yang diberikan oleh perpustakaan. Sebaliknya,
Perpustakaan IAIN Sunan Ampel dapat dikatakan belum berhasil jika mahasiswa dan
dosen belum merasa puas terhadap layanan-layanan yang ada di perpustakaan.
Dalam Penelitian ini tingkat kepuasan pengguna
perpustakaan yang diukur dengan menggunakan kuseioner dengan empat indicator
meliputi a. Akses terhadap informasi (Access
to Information ation), b. Sikap petugas dalam melayani (Affect of service), c. Kemudahan
penggunaan dalam pencarian informasi tanpa bantuan petugas (Personal Control), dan d. Perpustakaan
sebagai sebuah tempat (Library as place)
sebagaimana dijelaskan dalam gambar berikut.
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual Tingkat Kualitas Layanan
Perpustakaan
3.2.
Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini Hipotesis yang diajukan
sebagai berikut
1. Terdapat
pengaruh yang signifikan antara Access to
Information ation (AI), Affect of
Service (AS), Personal Control (PC),
dan Library as Place (LP) Terhadap
Kualitas Layanan secara simultan.
2. Terdapat
pengaruh yang signifikan antara Access to
Information ation (AI), Affect of
Service (AS), Personal Control (PC),
dan Library as Place (LP) Terhadap
Kualitas Layanan secara parsial.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang penulis gunakan
adalah metode penelitian deskriptif (descriptive
research), yakni jenis penelitian yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan
klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial (Singarimbun dan
Effendi, 1989). Metode penelitian deskriptif sendiri menurut Nazir (1999:63)
adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran, suatu kelompok sistem ataupun kelas peristiwa
pada masa sekarang yang bertujuan untuk deskripsi dengan gambaran atau lujisan
secara sistematis, factual akkurat mengenai faktta-fakta serta sifat-sifat
serta hubungannya antara fenomena yang diselidiki.
Secara deskriptif
berarti penelitian ini ingin menggambarkan secara mendalam suatu obyek
penelitian yakni kualitas pelayanan Perpustakaan Pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Alasan utama mengapa
jenis penelitian kuantitatif dipilih sesuai dengan sifat dari riset kuantitatif
yang lebih menekankan pada hasil secara eksak. Maka fakta tentang aktifitas
pelayanan pemrograman rencana studi mahasiswa yang telah dilakukan oleh segenap
tenaga kependidikan dan manajemen IAIN Sunan Ampel dilihat sebagai realitas
yang memiliki makna bagi masyarakat atau publik yang menggunakan jasa layanan
tersebut. Makna tentang kepuasan sesungguhnya dapat diukur secara rigid dengan
klasifikasi angka yang terukur, namun hal ini memiliki kelemahan karena angka
yang ditunjukkan terkadang tidak dapat mewakili kenyataan yang telah terjadi.
B.
Definisi Oprasional Indeks Kepuasan Masyarakat
Definisi operasional indeks kepuasan masyarakat adalah
tingkat kepuasan pengguna perpustakaan yang diukur dengan menggunakan kuseioner
dengan empat indicator meliputi a. Akses terhadap informasi (Access to Information ation), b. Sikap
petugas dalam melayani (Affect of service),
c. Kemudahan penggunaan dalam pencarian informasi tanpa bantuan petugas (Personal Control), dan d. Perpustakaan
sebagai sebuah tempat (Library as place).
C. Populasi dan Sample
Populasi dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah seluruh mahasiswa
S1 Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya sebanyak 10.018 mahasiswa
yang terdiri dari 5 fakultas. Penentuan jumlah sample dalam penelitian ini
mengacu pada Penentuan Rumus Isaac dan Michael dengan Taraf Signifikansi 95 %. Dengan jumlah populasi
sebesar 10.000 orang maka sample yang dibutuhkan sebesar 370 orang. Dengan
menggunakan proporsional random sampling maka subyek dalam sample penelitian
ini sebagaimna tergambar dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.1
Jumlah Populasi dan Penentuan Jumlah Sample
No
|
Fakultas
|
Jumlah
Mahasiswa
|
Prosentase
|
370 Total
Sample
|
1
|
Adab
|
1128
|
11.3
|
42
|
2
|
Dakwah
|
2326
|
23.2
|
86
|
3
|
Syariah
|
2457
|
24.5
|
91
|
4
|
Tarbiyah
|
2865
|
28.6
|
106
|
5
|
Ushuluddin
|
1242
|
12.4
|
46
|
|
|
10018
|
100
|
370
|
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan memberikan kuesioner kepada pengguna yang terpilih sebagai responden. Pengumpulan
data dilakukan dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB di Perpustakaan
Pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya.
E. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan tingkat kepentingan
(suatu kondisi yang diharapkan, diinginkan dan dibutuhkan oleh pengguna
perpustakaan) dan tingkat kepuasan (suatu kondisi yang dirasakan oleh pengguna
perpustakaan) terhadap berbagai jenis pelayanan yang ada di Perpustakaan Pusat
IAIN Sunan Ampel. Indikator-indikator pelayanan perpustakaan yang digunakan
adalah yang diterapkan pada LibQual+TM yang meliputi empat dimensi, yaitu Access
to Information ation, Affect of service,
Personal Control, dan Library as place.
Skala pengukuran tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan yang digunakan pada
kuesioner adalah skala Likert yang bersifat ordinal, dari 1 sampai dengan 7.
Nilai skala 1 menunjukkan sangat tidak penting dan/atau sangat tidak puas,
sedangkan nilai skala 7 menunjukkan sangat penting dan/atau sangat puas.
Selain pertanyaan tingkat kepentingan
dan tingkat kepuasan berdasarkan indikator-indikator pelayanan, pada kuesioner
juga terdapat pertanyaan tingkat kepuasan yang dirasakan pengguna secara
keseluruhan dengan menggunakan skala genap dari 1 sampai dengan 4. Nilai skala
1 berarti sangat tidak puas; 2 berarti tidak puas; 3 berarti puas; dan 4
berarti sangat puas. Selain itu pada kuesioner juga terdapat pertanyaan yang
menyangkut karakteristik responden. Dengan pertimbangan bahwa
indikator-indikator penilaian untuk mengukur kualitas layanan suatu
perpustakaan yang digunakan dalam LibQual+TM sudah melalui suatu kajian yang
cukup lama dan mendalam sehingga dapat dikatakan sangat teruji, maka uji
validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner sebagai instrument dalam
penelitian ini tidak dilakukan.
F. Teknik Analisa Data
F.1. Multiple
Regression
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran
(deskriptif) bentuk pengaruh dari Variabel X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y. Dan
untuk dapat meramalkan (prediktif) ada tidaknya pengaruh antara Variabel X1,
X2, X3 dan X4 terhadap Y. Maka teknik analisa data yang digunakan adalah tehnik
Multiple Regression Analysis. Suatu
variabel dapat diramalkan dari variabel lain apabila antara variabel yang
diramalkan (disebut kriterium) dan variable yang digunakan untuk meramalkan
(disebut prediktor) terdapat korelasi yang signifikan (Hadi, 1987:1). Dalam
penelitian ini terdapat 4 prediktor yaitu Access
to Information ation (AI), Affect of
Service (AS), Personal Control (PC),
dan Library as Place (LP).
Rumus
4.1.
Persamaan
garis regresi dua prediktor
Y = a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4 +K
Y
: Kriterium
a1:
Koefisien prediktor 1
a2:
Koefisien prediktor 2
a3:
Koefisien prediktor 3
a4: Koefisien prediktor 4
X1: Prediktor 1
X2:
Prediktor 2
X3: Prediktor 3
X4: Prediktor 4
K : bilangan Konstan
Rumus
4.2.
Sedangkan
Koefisien regresi adalah:
Ry(1,2) =
Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara
Y dengan X1 dan X2
a1 = Koefisien prediktor X1
a2
= Koefisien prediktor X2
a3 = Koefisien prediktor X3
a4
= Koefisien prediktor X4
SX1Y
= Jumlah produk antara X1 dengan Y
SX2Y
= Jumlah produk antara X2 dengan Y
SX3Y
= Jumlah produk antara X3 dengan Y
SX4Y
= Jumlah produk antara X4 dengan Y
SY2 = Jumlah kuadrat
kriterium Y
F.2. Importance
Performance Analysis (IPA)
Peneliti mengunakan dua teknik analisa data
yang pertama adalah Importance Performance Analysis (IPA) dan indeks kepuasan pengguna
perpustakaan, lebih jelasnya sebagaimana dipaparkan dibawah ini;
Importance Performance
Analysis (IPA) yaitu suatu analisis yang mengkaitkan antara tingkat
kepentingan (importance) suatu indikator (atribut) yang dimiliki obyek
tertentu dengan kenyataan (performance) yang dirasakan oleh pengguna.
Menurut Rangkuti (1993), diagram IPA terdiri dari empat kuadran seperti dapat
dilihat pada Gambar 1, yaitu:
1. Kuadran
I, wilayah yang memuat indikator-indikator dengan tingkat kepentingan yang
relatif tinggi tetapi kenyataannya belum sesuai dengan yang pengguna harapkan.
Indikator-indikator yang masuk kuadran ini harus segera ditingkatkan
kinerjanya.
2. Kuadran
II, wilayah yang memuat indikator-indikator dengan tingkat kepentingan yang
relatif tinggi dengan tingkat kepuasan yang relatif tinggi pula.
Indikator-indikator yang masuk kuadran ini harus tetap dipertahankan kinerjanya
karena semua indikator ini menjadikan produk atau jasa tersebut unggul di mata
pengguna.
3. Kuadran
III, wilayah yang memuat indikator-indikator dengan tingkat kepentingan yang
relatif rendah dan kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa dengan
tingkat kepuasan yang relatif rendah. Indikator-indikator yang masuk kuadran
ini memberikan pengaruh sangat kecil terhadap manfaat yang dirasakan pengguna.
4. Kuadran
IV, wilayah yang memuat indikator-indikator dengan tingkat kepentingan yang
relatif rendah dan dirasakan oleh pengguna terlalu berlebihan dengan tingkat
kepuasan yang relatif tinggi. Biaya yang digunakan untuk menunjang indikator
yang masuk kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat
pengeluaran.
Gambar 4.1.
Kuadran Importance Performance Analysis
F.3. Indek
Kepuasan Pengguna
Indeks Kepuasan Pengguna (IKP)
merupakan analisis kuantitatif berupa persentase pengguna yang senang dalam
suatu survei kepuasan pengguna. IKP diperlukan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pengguna secara menyeluruh dengan memperhatikan tingkat kepentingan
dari indikator-indikator produk atau jasa tersebut.
Tabel 4.2.
Indek Kepuasan
Pengguna (IKP)
Indikator
|
Kepentingan
(I)
|
Kepuasan
(P)
|
Skor
(S)
|
Skala; 1-7
|
Skala; 1-7
|
(S)=(I)x(P)
|
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
Dst…
|
|
|
|
Skor Total
|
Total (I)=(Y)
|
|
Total (S)=(T)
|
IKP = T/7Y x 100%
Perhitungan keseluruahan IKP
menurut Bhote (1996) diilustrasikan pada Tabel 1. Nilai rata-rata pada kolom
kepentingan (I) dijumlahkan sehingga diperoleh Y, dan juga hasil kali I dengan
P pada kolom skor (S) dijumlahkan dan diperoleh T. IKP diperoleh dari
perhitungan (T/7Y) x 100%. Nilai 7 (pada 7Y) adalah nilai maksimum yang
digunakan pada skala pengukuran.
Nilai maksimum IKP adalah 100%. Nilai IKP 50% atau
lebih rendah menandakan kinerja pelayanan yang kurang baik di mata pengguna.
Nilai IKP 80% atau lebih tinggi mengindikasikan pengguna merasa puas terhadap
kinerja pelayanan. Untuk keperluan analisis data tersebut dilakukan dengan
bantuan software MS Office Excel.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek
Penelitian
A.1. Profil dan sejarah Singkat Perpustakaan Pusat IAIN Sunan Ampel
Sebelum 1994, masih menggunakan sistem katalogisasi
manual dan sangat minim dalam fasilitas dan tenaga pengelolanya. Mulai tahun
1994, memulai otomasi dalam pengelolaan data dan manajemen perpustakaan
dengan fasilitas 1 unit computer, di tahun 1996, perpustakaan pusat IAIN Sunan
Ampel mendapatkan bantuan dari Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI
berupa 1 unit komputer server dan 7 unit komputer klien dimana 6 unit
diantaranya merupakan komputer penelusuran dengan menggunakan sistem
INSIS. Pada periode ini sampai dengan 1997 merupakan masa trial and error
dari program INSIS dimana perpustakaan beru memiliki koleksi sekitar 3500
record.
Sejak tahun 1998 mulailah periode penggunaan program
SIPISIS sehingga manajemen sistem informasi dapat dikelola dengna lebih baik
dan jasa pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien. Semenjak Tahun 1999,
perpustakaan pusat IAIN membuka layanan internet dengan fasilitas 4 unit
komputer. Pada tahun ini juga perpustakaan berhasil menjalankan program
untuk pengadaan dan penambahan koleksi sehingga dapat menambah jumlah koleksi
sampai dengan 500 judul buku tiap tahunnya. Selanjutnya pada tahun 2000 SIPISIS
dikembangkan menjadi SIMPus (Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan) dan
sistem pengamanan buku menggunakan security gate yang dilengkapi dengan
alarm. Pada tahun ini pula mulai dikembangkan perpustakaan digital yang
disponsori oleh Canada Indonesia Development Aids (CIDA). Digital Library
dapat diakses di digilib.sunan-ampel.ac.id.
Bibliografi network yang disponsori oleh Ditpertais Bimbaga
Depag RI mulai dikembangkan pada tahun 2003. Saat itu hanya mencakup IAIN Sunan
Ampel Surabaya, UIN Yogyakarta dan UIN Jakarta. Baru pada tahun 2005
dikembangkanlah interlibrary loan yang telah mencakup 13 PTAIN yang tergabung
dalam Indonesia Islamic Bibliographic Network (IIBN). Pada tahun ini juga
dikembangkan Koleksi Jurnal Digital terbitan PTAIN se Indonesia
disponsori oleh Ditpertais Bagais Depag RI.
Visi
dari Perpustakaan Terwujudnya Perpustakaan IAIN Sunan Ampel sebagai sumber
informasi untuk mengemban terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi ;
Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian masyarakat di bidang ilmu pengetahuan
Islam, teknologi, seni dan ilmu lainnya. Sedangkan Misi dari perpustakaan IAIN
Sunan Ampel adalah sebagai Institusi yang menyeleksi, mengadakan, memelihara
dan menyediakan akses ke sumber informasi dan ilmu pengetahuan dalam berbagai
bentuk dan tempat lokasi untuk mendukung pembelajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat di bidang ilmu pengetahuan Islam.
B. Data Penelitian
Berikut disajikan hasil analisis data yang didapat dari lapangan, Pada
bagian awal disajikan karakteristik responden dalam penelitian ini, responden
dari penelitian ini terdiri dari mahasiswi sebanyak 248 (67%) orang dan
mahasiswa sebanyak 122 (33%) sebagaimana digambarkan dalam tabel 5.1 dan grafik
5.1 dibawah ini.
Tabel 5.1
Sebaran jenis kelamin 370 responden
|
Frekwensi
|
Prosentase
|
Wanita
|
248
|
67.0
|
Laki-laki
|
122
|
33.0
|
Total
|
370
|
100.0
|
Gambar 5.1
Diagram Pie
sebaran jenis kelamin 370 responden
Selanjutnya akan dibahas sebaran
fakultas dari responden, yang terdiri dari fakultas Adab sebanyak 42 (11,4%)
mahasiswa, kemudian fakultas Dakwah sebesar 86 mahasiswa (23,2%), sementara
fakultas syariah 91 mahasiswa atau sebesar 24,6 %, dilanjutkan dengan fakultas
Tarbiyah yang memilki jumlah mahasiswa yang terbanyak sebesar 105 mahasiswa
yang setara dengan 28,4% jumlah sample,
serta fakultas Ushuluddin sebanyak 46 mahasiswa. Lebih detail seperti yang
tampak pada Tabel 5.2 dan gambar 5.2 dibawah ini.
Tabel 5.2
Sebaran Asal Fakultas 370 responden
|
Frekwensi
|
Prosentase
|
Adab
|
42
|
11.4
|
Dakwah
|
86
|
23.2
|
Syariah
|
91
|
24.6
|
Tarbiyah
|
105
|
28.4
|
Ushuluddin
|
46
|
12.4
|
Total
|
370
|
100.0
|
Gambar 5.2
Sebaran Asal Fakultas 370 responden
Pada Tabel 5.3 dan
Gambar. 5.3 dijelaskan karakteristik dari responden dari segi lama keangggotaan
pada perpustakaan pusat IAIN Sunan Ampel, sebanyak 112 mahasiswa memiliki lama
keanggotaan kurang dari 1 tahun, sedangkan lama keanggotaan yang berada pada
kisaran 1-2 tahun sebanyak 130 responden, sementara sebanyak 72 mahasiswa
memiliki lama keanggotaan 2-3 tahun, dan hanya 56 mahasiswa yang memiliki lama
keanggotaan lebih dari 3 tahun.
Tabel 5.3
Sebaran Lama Keanggotaan 370 responden
|
Frekwensi
|
Prosentase
|
Kurang
dari 1 Tahun
|
112
|
30.3
|
1-2
Tahun
|
130
|
35.1
|
2-3
Tahun
|
72
|
19.5
|
Lebih
dari 3 Tahun
|
56
|
15.1
|
Total
|
370
|
100.0
|
Gambar 5.3
Sebaran Lama Keanggotaan 370 responden
Pada bagian berikut akan dijabarkan
alasan pengguna dalam kunjungannya ke perpustakaan pusat IAIN Sunan Ampel,
sebagian besar alasan pengunjung ke perpustakaan adalah meminjan dan
mengembalikan buku yakni sebanyak 231 mahasiswa, disusul dengan alasan membaca
dan belajar sebanyak 88 mahasiswa dan 51 mahasiswa yang memanfaatkan akses
internet di perpustakaan. Lebih detail tentang alasan sepertihalnya penjelasan
pada tabel 5.4 dan gambar 5.4 dibawah
ini.
Tabel 5.4
Sebaran alasan kunjugan ke perpustakaan 370 responden
|
Frekwensi
|
Prosentase
|
Meminjam
dan mengembalikan buku
|
231
|
62.4
|
Membaca
dan belajar
|
88
|
23.8
|
Akses
Internet
|
51
|
13.8
|
Total
|
370
|
100.0
|
Gambar 5.4
Sebaran alasan kunjugan ke perpustakaan 370 responden
Bagian ini membahas seberapa
sering mahasiswa dalam melakukan kunjugan ke perpustakaan pusat IAIN Sunan
Ampel Surabaya dalam satu bulan terakhir. Sebagian besar mahasiswa yakni
sebanyak 148 orang melakukan kunjungan 3 sampai dengan 5 kali dalam kurun
sebulan, dilanjutkan dengan 1 kali kunjungan sebanyak 111 mahasiswa, 88
mahsiswa melakukan kunjugan 2-3 kali dalam sebulan dan 23 mahasiswa yang
melakukan kunjungan lebih dari 5 kali dalam sebulan. Penjelasan lebih detail
disajikan dalam Tabel 5.5 dan gambar V.5 dibawah ini.
Tabel 5.5
Sebaran Intensitas kungjungan ke Perpustakaan
370 responden dalam satu bulan terakhir
|
Frekwensi
|
Prosentase
|
1 kali
|
111
|
40.0
|
2-3 kali
|
88
|
23.8
|
3-5 Kali
|
148
|
30.0
|
Lebih dari 5 Kali
|
23
|
6.2
|
Total
|
370
|
100.0
|
Gambar 5.5
Sebaran Intensitas kungjungan ke Perpustakaan
370 responden dalam satu bulan terakhir
C. Analisa Hasil Penelitian
C.1. Importance
Performance Analisis (IPA)
Nilai rata-rata total serta nilai
rata-rata setiap dimensi dan indikator tingkat kepuasan pengguna terhadap
kualitas layanan Perpustakaan Pusat IAIN Sunan Ampel ditunjukkan pada Tabel 5.6 Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata total untuk tingkat kepentingan (importance) dan
yang dirasakan atau kinerja (performance). Untuk nilai rata-rata total
dari tingkat kepentingan (importance)
yakni sebesar 5,71 dan yang dirasakan atau kinerja (performace) sebesar 4,57.
Perpotongan sumbu dari kedua nilai rata-rata total ini akan menjadi pemisah
dari keempat kuadran pada diagram hasil IPA nantinya.
Pembahasan
lanjutan tentang nilai rata-rata total dari sebagaimana disajikan dalam Tabel
5.6 dan gambar V.6 tentang kuadran Importance performance analisis dibawah ini.
Tabel 5.6
Nilai rata-rata tingkat kepentingan (Importance)
dan Performance serta
persentase
kepuasan
No
|
Pertanyaan
|
Tingkat Kepentingan
|
Yang Dirasakan
|
Persen Kepuasan (P/I)x100%
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Akses
Terhadap Informasi (Access to Information ation)
|
||||
AI.1
|
Kelengkapan
koleksi
|
6.37
|
4.11
|
64.53
|
AI.2
|
Kemutakhiran koleksi
|
6.49
|
4.33
|
66.76
|
AI.3
|
Relevansi Koleksi
|
6.26
|
4.23
|
67.52
|
AI.4
|
Kemudahan
akses internet/koleksi digital
|
5.60
|
4.85
|
86.58
|
Rata-rata AI
|
6.18
|
4.38
|
71.35
|
|
|
|
|
|
|
Sikap Petugas Dalam Melayani (Affect
of Service)
|
|
|
|
|
AS.1
|
Suka
membantu pengguna yang
kesulitan
|
5.19
|
4.92
|
94.88
|
AS.2
|
Selalu ramah dan sopan
|
5.96
|
4.88
|
81.85
|
AS.3
|
Dapat
diandalkan menangani
kesulitan yang dihadapai pengguna
|
5.61
|
4.22
|
75.20
|
AS.4
|
Memberikan
perhatian kepada setiap pengguna
|
5.54
|
4.31
|
77.81
|
AS.5
|
Mempunyai
wawasan yang cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna
|
5.59
|
4.96
|
88.82
|
AS.6
|
Selalu
siap siaga merespon permintaan pengguna
|
5.57
|
4.96
|
89.04
|
AS.7
|
Dapat meyakinkan pengguna
|
5.68
|
4.47
|
78.75
|
AS.8
|
Mengerti kebutuhan pengguna
|
5.56
|
4.53
|
81.47
|
Rata-rata AS
|
5.59
|
4.66
|
83.48
|
|
|
|
|
|
|
Kemudahan pengguna dalam
pencarian informasi tanpa bantuan petugas (Personal Control)
|
|
|
|
|
PC.1
|
Adanya
katalog (kartu/komputer) yang mudah digunakan
|
6.20
|
4.68
|
75.41
|
PC.2
|
Adanya
rambu-rambu yang jelas
|
5.85
|
4.65
|
79.46
|
PC.3
|
Adanya
peralatan modern yang memudahkan pengguna dalam mengakses informasi
|
5.59
|
4.27
|
76.39
|
PC.4
|
Adanya
susunan buku di rak yang memudahkan pengguna dalam pencariannya
|
5.58
|
4.15
|
74.35
|
Rata-rata PC
|
5.81
|
4.44
|
76.40
|
|
|
|
|
|
|
Perpustakaan sebagai sebuah
tempat (Library as Place)
|
|
|
|
|
LP.1
|
Tempat
yang nyaman untuk belajar
|
5.76
|
4.49
|
78.03
|
LP.2
|
Tempat
yang tenang untuk berkonsentrasi
|
5.09
|
5.06
|
99.35
|
LP.3
|
Tempat
yang merangsang tumbuhnya kreatifitas
|
5.46
|
4.64
|
84.94
|
LP.4
|
Tempat
yang nyaman dan mengundang kepada siapa saja untuk masuk
|
5.25
|
4.59
|
87.41
|
LP.5
|
Tempat
yang kondusif untuk berkomtemplasi/merenung
|
5.85
|
4.74
|
80.99
|
|
Rata-rata LP
|
5.48
|
4.70
|
86.14
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata TOTAL
|
5.72
|
4.57
|
80.46
|
Dilihat
dari nilai rata-rata pada aspek Access to
Information ation (AI) dimana nilai rata-rata tingkat kepentingan sebesar
6,18 sementara kinerja 4,38 maka posisi dari aspek ini tergolong pada kuadran
I, kuadran I ini memiliki tingkat kepetingan yang sangat tinggi menurut
responden namun kinerjanya masih rendah, implikasinya adalah meningkatkan aspek
Access to Information ation (AI).
Sebagaimana terlihat dalam gambar V.6 kuadran I didapati indicator dari aspek
AI yakni kelengkapan koleksi (AI.1), Kemutkhiran koleksi (AI.2), dan relevansi
koleksi (AI.3), meski demikian terdapat indicator dari aspek lain yang masuk
dalam kuadran ini yakni tempat yang nyaman untuk belajar (LP.1) (Library as Place). Sementara Prosentase
kepuasan pengguna pada aspek ini mencapai 71,35% Dengan perkataan lain antara
tingkat kepentingan pegguna dan kinerja perpustakaan untuk layanan ini terdapat
kesenjangan (gap) sebesar 28,65%.
Gambar 5.6
Diagram Hasil Important Performance Analisis
Selanjutnya
pada Aspek sikap petugas dalam melayani (Affect
of Service) didapatkan nilai rata-rata tingkat kepentingan AS sebesar 5,59
sementara kinerja 4,66 maka posisi dari aspek ini tergolong pada kuadran IV,
kuadran IV ini memiliki tingkat kepetingan yang rendah menurut responden namun
kinerjanya tergolong tinggi, implikasinya adalah boleh jadi mengurangi biaya
yang digunakan untuk menunjang indicator dari aspek AS yang ada dalam kuadran
IV yakni Suka membantu pengguna (AS.1), mempunyai wawasan yang cukup (AS.5),
dan Selalu siap merespon (AS.6). dalam kuadran IV ini terdapat juga indicator
dari aspek lain yakni Library as Place (LP)
diantaranya adalah tempat yang tenang untuk berkonsentrasi (LP.2), tempat yang
merangsang tumbuhnya kreativitas (LP.3), tempat yang nyaman (LP.4) serta dari
indicator dari aspek Access to Information
ation yakni kemudahan akses internet (AI.4). Sementara Prosentase kepuasan
pengguna pada aspek ini mencapai 83,48% Dengan perkataan lain antara
tingkat kepentingan pegguna dan kinerja perpustakaan untuk layanan ini terdapat
kesenjangan (gap) sebesar 16,52%.
Pada Aspek Personal Control (PC) yakni kemudahan pengguna dalam pencarian
informasi tanpa bantuan petugas didapatkan nilai rata-rata tingkat kepentingan
PC sebesar 5,81 sementara kinerja 4,44 maka posisi dari aspek ini terletak
dalam kuadran I, Sebagaimana aspek AI diawal tadi kuadran I ini memiliki
tingkat kepetingan yang sangat tinggi menurut responden namun kinerjanya masih
rendah, implikasinya adalah meningkatkan aspek (PC). Sementara Prosentase
kepuasan pengguna pada aspek ini mencapai 76,40% artinya antara tingkat kepentingan
pegguna dan kinerja perpustakaan untuk layanan ini terdapat kesenjangan (gap)
sebesar 23,60%.
Sementara
pada aspek Library as Place (LP) nilai
rata-rata pada aspek ini untuk
tingkat kepentingan sebesar 6,48 sementara kinerja 4,70 posisi dari aspek ini
tergolong pada kuadran IV, kuadran IV ini memiliki tingkat kepetingan yang
rendah menurut responden namun kinerjanya tergolong tinggi, implikasinya adalah
boleh jadi mengurangi biaya yang digunakan untuk menunjang indicator dari aspek
LP yang ada dalam kuadran IV yakni
tempat yang tenang untuk berkonsentrasi (LP.2), tempat yang merangsang
tumbuhnya kreativitas (LP.3) serta tempat yang nyaman (LP.4) meski demikian
terdapat aspek lain dalam kuadran ini yakni Access
to Information ation pada kemudahan akses internet (AI.4). Sementara
Prosentase kepuasan pengguna pada aspek ini mencapai 80,46% atau
masih terdapat gap sebesar 19,54% pada aspel LP ini.
Untuk
lebih memudahkan pembacaan indikator pada tiap-tiap kuadran pada gambar V.6,
berikut disajikan Tabel 5.7 ringkasan dari hasil analisis Importance performance analysis.
Tabel 5.7
Tabulasi Indikator dalam kuadran IPA
Kuadran
|
Aspek
|
Indikator
|
Keterangan
|
I
|
AI
|
AI.1
|
Kelengkapan
koleksi
|
|
AI.2
|
Kemutakhiran koleksi
|
|
|
AI.3
|
Relevansi Koleksi
|
|
LP
|
LP.1
|
Tempat yang nyaman untuk belajar
|
|
II
|
PC
|
PC.1
|
Adanya
katalog (kartu/komputer)
yang
mudah digunakan
|
|
PC.2
|
Adanya
rambu-rambu yang jelas
|
|
LP
|
LP.5
|
Tempat
yang kondusif untuk
berkomtemplasi/merenung
|
|
AS
|
AS.2
|
Selalu ramah dan sopan
|
|
III
|
AS
|
AS.3
|
Dapat
diandalkan menangani
kesulitan yang dihadapai pengguna
|
|
AS.4
|
Memberikan
perhatian kepada setiap pengguna
|
|
|
AS.7
|
Dapat meyakinkan pengguna
|
|
|
AS.8
|
Mengerti kebutuhan pengguna
|
|
PC
|
PC.3
|
Adanya
peralatan modern yang
memudahkan
pengguna dalam
mengakses
informasi
|
|
|
PC.4
|
Adanya
susunan buku di rak yang
memudahkan
pengguna dalam
pencariannya
|
|
IV
|
|
LP.2
|
Tempat
yang tenang untuk berkonsentrasi
|
|
LP.3
|
Tempat
yang merangsang
tumbuhnya
kreatifitas
|
|
|
LP.4
|
Tempat
yang nyaman dan
mengundang
kepada siapa saja untuk masuk
|
|
|
AI.4
|
Kemudahan
akses internet/koleksi
digital
|
|
|
AS.1
|
Suka
membantu pengguna yang
kesulitan
|
|
|
AS.5
|
Mempunyai
wawasan yang cukup
untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna
|
|
|
AS.6
|
Selalu
siap siaga merespon
permintaan pengguna
|
C.2. Penghitungan Indeks Kepuasan Pengguna (IKP)
Dalam
perhitungan Indeks Kepuasan Pengguna (IKP) pada tabel 5.7 didapatkan nilai
indeks kepuasaan sebesar 0,6521 atau sebesar 65,21%. Secara umum nilai dibawah
50% menunjukkan adanya ketidak puasan pengguna dan nilai diatas 80%
mengindikasikan terwujudnya kepuasan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
tingkat kepuasan penggguna berada pada criteria Cukup Puas atas pelayanan
kinerja yang diberikan oleh petugas perpustakaan. Namun demikian hasil dari
criteria ini masih belum dapat memuaskan pengguna perpustakaan nilai IKP
masih dibawah 80%. Dari hasil IKP ini
salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kinerja pelayanan yang
terdapat pada kuadran I diagram hasil IPA. Dengan upaya ini diharapakan terjadi
peningkatan nilai IKP secara keseluruhan.
Tabel 5.7
Tabulasi Perhitungan Nilai IKP
Indikator
|
Kepentingan
(I)
|
Kepuasan
(P)
|
Skor
(S)
|
Skala 1-7
|
Skala 1-7
|
(S)= (I)
X (P)
|
|
AI1
|
6.37
|
4.11
|
26.19
|
AI2
|
6.49
|
4.33
|
28.12
|
AI3
|
6.26
|
4.23
|
26.46
|
AI4
|
5.60
|
4.85
|
27.15
|
AS1
|
5.19
|
4.92
|
25.56
|
AS2
|
5.96
|
4.88
|
29.08
|
AS3
|
5.61
|
4.22
|
23.67
|
AS4
|
5.54
|
4.31
|
23.88
|
AS5
|
5.59
|
4.96
|
27.75
|
AS6
|
5.57
|
4.96
|
27.62
|
AS7
|
5.68
|
4.47
|
25.41
|
AS8
|
5.56
|
4.53
|
25.19
|
PC1
|
6.20
|
4.68
|
28.99
|
PC2
|
5.85
|
4.65
|
27.19
|
PC3
|
5.59
|
4.27
|
23.87
|
PC4
|
5.58
|
4.15
|
23.15
|
LP1
|
5.76
|
4.49
|
25.89
|
LP2
|
5.09
|
5.06
|
25.74
|
LP3
|
5.46
|
4.64
|
25.32
|
LP4
|
5.25
|
4.59
|
24.09
|
LP5
|
5.85
|
4.74
|
27.72
|
|
120.05
|
|
548.03
|
IKP =
(548.03/7X120.05) = 0,6521
|
Tabel 5.8
Kriteria Nilai Indeks Kepuasan Pengguan
Berikut akan disajikan data dari hasil penelitian;
Tabel
5.1
Hasil
Regresi Access to Information ation
(AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanan
Model Summary
|
|||||||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Change Statistics
|
||||
R Square Change
|
F Change
|
df1
|
df2
|
Sig. F Change
|
|||||
1
|
.439a
|
.193
|
.184
|
4.69452
|
.193
|
21.755
|
4
|
365
|
.000
|
a. Predictors: (Constant), LP, AI, PC, AS
|
|
|
|
|
|
|
Tabel
5.2
Hasil Uji Anova atau F test
ANOVAb
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
1917.765
|
4
|
479.441
|
21.755
|
.000a
|
Residual
|
8044.043
|
365
|
22.038
|
|
|
|
Total
|
9961.808
|
369
|
|
|
|
|
a. Predictors: (Constant), LP, AI, PC, AS
|
|
|
|
|||
b. Dependent Variable: KUALITAS
|
|
|
|
Tabel 5.3
Hasil
Koefisien Regresi
Coefficientsa
|
|||||||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Correlations
|
Collinearity Statistics
|
|||||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Zero-order
|
Partial
|
Part
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
90.991
|
3.517
|
|
25.873
|
.000
|
|
|
|
|
|
AI
|
.334
|
.125
|
.129
|
2.679
|
.008
|
.188
|
.139
|
.126
|
.952
|
1.050
|
|
AS
|
.440
|
.066
|
.377
|
6.691
|
.000
|
.381
|
.331
|
.315
|
.697
|
1.434
|
|
PC
|
.479
|
.152
|
.163
|
3.158
|
.002
|
.201
|
.163
|
.149
|
.833
|
1.201
|
|
LP
|
-.071
|
.128
|
-.033
|
-.551
|
.582
|
.245
|
-.029
|
-.026
|
.612
|
1.634
|
|
a.
Dependent Variable: KUALITAS
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hasil diatas menunjukkan:
- Pada Tabel 5.4 Koefisien korelasi regresi ganda (R) sebesar 0,439 menunjukkan pengaruh positif yang signifikan antara variabel-variabel prediktor Access to Information ation (AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas Layanan dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
- Koefisien determinasi R2 sebesar 0,193 menunjukkan proporsi varian dari variabel Kualitas Layanan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel prediktor (Access to Information ation (AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP)), artinya terdapat kekuatan positif sebesar 19,3% dari variabel Kualitas Layanan yang dapat diterangkan melalui variabel-variabel prediktor. Sedangkan sisanya (100 % - 19,3% = 80,7%) dijelaskan oleh-sebab-sebab lain.
- Koreksi goodness fit model dari R2 melalui adjusted R square 0,184 menunjukkan optimalisasi kelebih-tepatan model pada populasi yang ada.
- Dari uji anova pada tabel 5.5, didapat F hitung sebesar 21,755 dengan tingkat signifikasi 0,000, karena probabilitas (0,000) jauh lebih keci dari 0,05 maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi Kualitas Layanan, atau dengan kata lain Access to Information ation (AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja.
- Persamaan regresi dapat dilihat pada koefisien regresi tabel 5.6 yaitu:
Kualitas
Layanan = 90,991 + 0,334 AI + 0,440 AS +
0,479 + (-,071)
Konstanta
sebesar -2,409 menyatakan bahwa jika Access
to Information ation (AI), Affect of
Service (AS), Personal Control (PC),
dan Library as Place (LP) maka
Kualitas Layanan adalah 90,991.
Koefisien
regresi 0,334 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1 point pada Access to Information ation (AI) akan
meningkatkan kualitas layanan sebesar 0,334.
Koefisien
regresi 0,440 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1 point pada Affect of Service (AS) akan meningkatkan
Kualitas layanan sebesar 0,440.
Koefisien
regresi 0,479 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1 point pada Personal Control (PC) akan meningkatkan Kualitas
layanan sebesar 0,479.
Koefisien
regresi -0,071 menyatakan bahwa setiap pengurangan (karena tanda -) 1 point
pada Library as Place akan menurunkan
Kualitas layanan sebesar -0,071.
- Pengaruh Parsial ditunjukkan pada tabel 5.6. Pada Access to Information ation (AI) memiliki koefisien korelasi parsial sebesar 0,126 dengan nilai signifikansi 0,008, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh lemah Access to Information ation (AI) terhadap Kualitas Layanan secara parsial meski signifikansinya yang kurang dari 0,05.
Sementara
pengaruh parsial Affect of Service (AS)
memiliki koefisien korelasi parsial sebesar 0,331 dengan nilai signifikansi
0,000, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh cukup kuat Affect of Service (AS) terhadap Kualitas Layanan secara parsial signifikan
dikarenakan kuatnya koefisien korelasi dan tingkat signifikansinya yang kurang
dari 0,05.
Sedangkan
pengaruh Parsial Personal Control (PC)
memiliki koefisien korelasi parsial sebesar 0,163 dengan nilai signifikansi
0,002, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh lemah Personal Control (PC) terhadap Kualitas Layanan secara parsial
meski signifikansinya yang kurang dari
0,05.
terakhir
pengaruh Parsial Library as Place (LP)
memiliki koefisien korelasi parsial sebesar -0,029 dengan nilai signifikansi
0,002, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh lemah Library as Place (LP) terhadap Kualitas Layanan secara parsial
terlebih dengan tingkat signifikansinya yang diatas 0,05.
Keseluruhan Hasil diatas
menunjukkan;
1. Hipotesis
pertama dalam penelitian ini yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan
antara Access to Information ation
(AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanansecara simultan dapat diterima.
2. Hipotesis
kedua dalam penelitian ini yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan
antara Access to Information ation
(AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanansecara parsial ditolak.
3. Kontribusi
terbesar variable predictor terhadap Kualitas Layanan adalah variable Affect of Service (AS).
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari
penelitian ini sebagai berikut;
1. Hipotesis
pertama dalam penelitian ini yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan
antara Access to Information ation
(AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanansecara simultan dapat diterima.
2. Hipotesis
kedua dalam penelitian ini yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan
antara Access to Information ation
(AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanansecara parsial ditolak.
3. Kontribusi
terbesar variable predictor terhadap Kualitas Layanan adalah variable Affect of Service (AS).
Kesimpulan dari
Importance Performance Analisis dari penelitian ini adalah bahwa aspek Access to Information ation (AI) dan Personal Control (PC) tergolong dalam
kuadran I, sedangakan aspek Affect of
Service (AS) dan Library as Place (LP)
tergolong dalam kuadran IV.
Kuadran I, wilayah yang memuat indikator-indikator
dengan tingkat kepentingan yang relatif tinggi tetapi kenyataannya belum sesuai
dengan yang pengguna harapkan. Indikator-indikator yang masuk kuadran ini harus
segera ditingkatkan kinerjanya.
Sementara Kuadran IV, wilayah
yang memuat indikator-indikator dengan tingkat kepentingan yang relatif rendah
dan dirasakan oleh pengguna terlalu berlebihan dengan tingkat kepuasan yang
relatif tinggi. Biaya yang digunakan untuk menunjang indikator yang masuk
kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat pengeluaran.
Sementara Indeks Kepuasan
Pengguna Perpustakaan berada pada skor 0,6521 yang artinya pengguna merasa
cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan pusat IAIN Sunan
Ampel Surabaya.
B.
Saran
Saran yang diajukan oleh peneliti untuk menjadi
pertimbangan bagian perpustakaan adalah sebagai berikut;
1. Instansi
Terkait yakni Perpustakaan Pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya adalah untuk
memperhatikan indicator pada kuadran I ditingkatkan performancenya, sedangkan
biaya-biaya pada indicator yang terdapat dalam kuadran IV dapat digunakan untuk
kepentingan kuadran I.
2. Untuk
Penelitian lanjutan sedapat mungkin menggunakan variable tambahan atauapun
dengan model dan metode yang beragam lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, K. and K. W. Ragsdale.
(2002). Improving Service Quality with a Library Service Assessment Program at
the University of Alabama. Library Administration & Management. 16(1): 8-15
Cook,
C., F. M. Heath. (2001). LibQual+: Service Quality Assessment in Research
Libraries. IFLA Journal. 27(4): 264-268
Cullen, R. 2001. Perspectives on
User Satisfaction Surveys. Library Trends 49(4): 662-86
Daryanto.
(1985). Pengetahuan Praktis Bagi Pustakawan. Malang : Bina Cipta
Dwiyanto, A.(2003), Reformasi Tata Pemerintahan
dan Otonomi Daerah, Yogayakarta: PSKK-UGM.
Kartasasmita, G. (1997). Administrasi Pembangunan.
Jakarta: LP3ES.
Khairunnas, dan
Assauri, S. (2011) Analisis Pengaruh Brand Identity Design Terhadap Proses
Pembentukan Brand Awareness : studi kasus : Nordhenbasic. Manajemen Usahawan
Indonesia, Vol. 41 No. 1 Januari-Februari, 2011, hlm. 1
Lembaga Adminisrasi Negara. (2006). Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Jakarta: LAN.
Nazir, M. (2005), Metode Penelitian.
Ghalia Indonesia.Bogor.
Osborne, David dan Ted Gaebler. 1992. Mewirausahakan Birokrasi –Mentransformasikan
Semangat Wirausaha ke Dalam Sektor Publik (Reinventing Government
– How The Enterpreneurship Spirit in Transforming the public Sector).
Terjemahan Abdul Rosid. 1996. Jakarta: PPM.
Osborne, David dan Plastrik, Peter. 1996. Banishing Bureaucrachy : The
Five Strategies For Reinventing Government. Reading, Massachusetts:
Addison-Wesley.
Pope, J. (2003). Strategi
Memberantas Korupsi . Elemen Sistem Intgritas Nasional,Tranparency International Indonesia dan
yayasan Obor Indonesia , Jakarta
Rangkuti. F.(1993). Measuring
Customer Satisfaction : Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan
Pelanggan & Analisis Kasus PLN-JP. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Saleh, A. R. (2004). Standar
Kompetensi dan Masa Depan Pustakawan Indonesia. dalam Dinamika
Perpustakaan IPB Menuju Universitas Riset. Bogor : IPB Press
Sedarmayanti. (2000). Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi.
Bandung: Mandar Maju.
Sarundajang, (2003). Arus Balik
Kekuasaan Pusat ke Daerah. Jakarta : Sinar Harapan, hal. 168
Sulistyo-Basuki.
1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sumarlinah.
2004. Perpustakaan Institut Pertanian Bogor Kini dan akan Datang :Sebuah
Wacana. dalam Dinamika Perpustakaan IPB Menuju UniversitasRiset. Bogor :
IPB Press
Tim Penyusun, 2010, Buku Panduan
Penyelenggaraan Pendidikan IAIN Sunan Ampel Surabaya 2010, IAIN Press.
Wahyuningsih, A (2002), Analisa
Tingkat Kepuasan Konsumen Berdasarkan Kualitas Pelayanan Pada Rumah Sakit Umum
Kabupaten Karanganyar, Skripsi Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen UMS, 2002, Surakarta.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004
Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah.
ABSTRAK
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Pelayanan Pengguna Perustakaan Pusat Pada Institut Agama Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya,
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bagaimana pengaruh varibael predictor yang terdiri Access to Information ation (AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) Terhadap Kualitas
Layanan penggua perpustakaan pada perpustakaan pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya
secara simultan, parsial, serta melihat variable predictor manakah yang
memiliki pengaruh dominan terhadap variable kriterium.
Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi, importance performance analysis (IPA), dan pengukuran indeks
kepuasan pengguna (IKP) sementara subyek penelitian adalah mahasiswa IAIN Sunan
Ampel sebanyak 370 orang dengan metode proporsional random sampling. Untuk
mengukur semua variable penelitian menggunakan kuesioner kepauasan layanan
perpustakaan.
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Access to Information ation
(AI), Affect of Service (AS), Personal Control (PC), dan Library as Place (LP) secara simultan
memiliki pengaruh terhadap Terhadap Kualitas Layanan. Dengan besaran koefisien
regresi sebesar sebesar 0,439 menunjukkan pengaruh positif yang signifikan
antara variabel-variabel prediktor dengan variabel krierium. Sementara secara
parsial didapatkan koefisien korelasi parsial sebesar 0,394 dengan nilai
signifikansi 0,034, Sementara Pengaruh variable kepemimpinan memiliki nilai
koefisien sebesar 0,448 dengan tingkat signifikansi 0,015.
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terkait adanya pengaruh
kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karayawan diterima,
begitupula jika variable penelitian diuji secara parsial hipotesis dari
penelitian ini juga diterima
Key word; Kepemimpinan, Budaya
Organisasi, dan Kinerja.
Nomor;
|
KAJIAN KEPUASAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN
PUSAT IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
|
Nama
|
|
Jenis Kelamin
|
P
|
L
|
|||||||||
|
|||||||||||||
No.
Anggota Perputakaan
|
|
Usia
|
Tahun
|
||||||||||
Asal Keanggotaan
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
Fakultas Adab
|
A
|
Fakultas Dakwah
|
B
|
Fakultas Syariah
|
C
|
Fakultas Tarbiyah
|
D
|
||||||
|
|||||||||||||
Fakultas Ushuluddin
|
E
|
Pasca Sarjana
|
F
|
Lainnya
sebutkan,
|
G
|
||||||||
|
|||||||||||||
Lama Keangotaan
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
Kurang dari 1 Tahun
|
A
|
1-2 Tahun
|
B
|
3 Tahun
|
C
|
Lebih dari 3 tahun
|
D
|
||||||
Alamat
|
|
||||||||||||
|
|||||||||||||
No.
HP
|
1.
|
2.
|
|||||||||||
Nama
saya Suwiqnyo (NIM : 100010675) mahasiswa Program Pascasarjana Magister
Manajemen Sekolah Tinggi Ekonomi Mahardika Surabaya, juga staf Perpustakaan IAIN
Sunan Ampel (NIP.), sedang melakukan penelitian/kajian mengenai kepuasan
pengguna Perpustakaan Pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya. Saya mohon kesediaan
Anda untuk dapat berpartisipasi pada kajian ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut ini. Partisipasi dan kerjasama Anda akan sangat membantu kesuksesan dan
keobyektifan kajian ini GUNA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN IAIN
SUNAN AMPEL SURABAYA SELANJUTNYA. Atas partisipasi dan kerjasama Anda, saya
ucapkan terima kasih.
A. PERTANYAAN UTAMA
|
||||
1.
|
Untuk keperluan apa Anda biasanya
datang ke Perpustakaan Pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya? Beri tanda (√) pada
pilihan nomor yang sesuai. (JAWABAN BOLEH LEBIH DARI SATU)
|
|||
Meminjam,
dan mengembalikan
|
A
|
Membaca
dan belajar
|
B
|
|
|
||||
Akses
Internet
|
C
|
Lainnya
sebutkan,
|
D
|
|
|
||||
2.
|
Berapa kali Anda berkunjung ke
Perpustakaan Pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam 1 bulan terakhir selain
hari ini
|
|||
1
Kali
|
A
|
2-3
Kali
|
B
|
|
|
||||
3-5
Kali
|
C
|
Lebih dari 5 Kali
|
D
|
|
|
||||
3.
|
Berapa kali Anda berkunjung ke
Perpustakaan Pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam 3 bulan terakhir selain
hari ini
|
|||
3
Kali
|
A
|
3-5
Kali
|
B
|
|
|
||||
5-10
Kali
|
C
|
Lebih dari 10 Kali
|
D
|
|
4.
|
Sejauh
mana tingkat kepuasan yang Anda
rasakan terhadap keseluruhan pelayanan (seperti pelayanan keanggotaan,
peminjaman/pengembalian buku, kelengkapan koleksi, keramahan petugas,
kebersihan, catalog komputer, internet, dll) Perpustakaan Pusat IAIN SA
Surabaya? HANYA PILIH SATU NOMOR PADA
KOLOM YANG SESUAI, dengan memberi tanda (√).
|
|||
Sangat
Tidak Puas
|
A
|
Tidak
Puas
|
B
|
|
|
||||
Puas
|
C
|
Sangat Pusa Sekali
|
D
|
Untuk setiap pernyataan berikut,
silahkan nilai berdasarkan tingkat kepentingan (harapan, keinginan dan kebutuhan) Anda
terhadap pelayanan Perpustakaan Pusat IAIN SA Surabaya dan kinerja
Perpustakaan Pusat IAIN SA Surabaya
yang Anda rasakan, menggunakan skala 1 s/d 7, dimana 1 berarti ’’Paling
Rendah’’ dan 7 berarti ’’Paling
Tinggi’’. HANYA PILIH SATU NOMOR UNTUK SETIAP KOLOM, dengan memberi tanda (√).
No
|
Pernyataan
|
Bagaimana
Kinerja
Perpustakaan
Pusat IAIN
Menurut
Tingkat Kepentingan
(Harapan,
Keinginan dan
Kebutuhan)
Anda?
|
Bagaimana
Kinerja
Perpustakaan
Pusat IAIN
Menurut
Yang Anda Rasakan
selama
ini?
|
||||||||||||||
Rendah
|
Tinggi
|
Rendah
|
Tinggi
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||||
|
|||||||||||||||||
AI
|
Akses Terhadap Informasi (Access
to Information)
|
||||||||||||||||
1
|
Kelengkapan
koleksi (buku,
skipsi/tesis/disertasi,
jurnal, surat
kabar, koleksi digital)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
2
|
Kemutakhiran koleksi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
3
|
Relevansi Koleksi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
4
|
Kemudahan
akses internet/koleksi
digital
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
|
|||||||||||||||||
AS
|
Sikap Petugas Dalam Melayani
(Affect of Service)
|
||||||||||||||||
1
|
Suka
membantu pengguna yang
kesulitan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
2
|
Selalu ramah dan sopan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
3
|
Dapat
diandalkan menangani
kesulitan yang dihadapai pengguna
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
4
|
Memberikan
perhatian kepada setiap pengguna
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
5
|
Mempunyai
wawasan yang cukup
untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
6
|
Selalu
siap siaga merespon
permintaan pengguna
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
7
|
Dapat meyakinkan pengguna
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
8
|
Mengerti kebutuhan pengguna
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
|
|||||||||||||||||
PC
|
Kemudahan pengguna dalam
pencarian informasi tanpa bantuan petugas (Personal Control)
|
||||||||||||||||
1
|
Adanya
katalog (kartu/komputer)
yang
mudah digunakan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
2
|
Adanya
rambu-rambu yang jelas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
3
|
Adanya
peralatan modern yang
memudahkan
pengguna dalam
mengakses
informasi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
4
|
Adanya
susunan buku di rak yang
memudahkan
pengguna dalam
pencariannya
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
|
|||||||||||||||||
LP
|
Perpustakaan sebagai sebuah
tempat (Library as Place)
|
||||||||||||||||
1
|
Tempat
yang nyaman untuk belajar
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
2
|
Tempat
yang tenang untuk
berkonsentrasi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
3
|
Tempat
yang merangsang
tumbuhnya
kreatifitas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
4
|
Tempat
yang nyaman dan
mengundang
kepada siapa saja untuk masuk
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
5
|
Tempat
yang kondusif untuk
berkomtemplasi/merenung
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
Berikan
saran anda untuk peningkatan kualitas layanan perpustakaan IAIN Sunan Ampel;
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar