Laman

Rabu, 04 Maret 2015

Disfungsi Seksual



Disfungsi Seksual

Definisi disfungsi seksual dalam DSM-IV (2000) yaitu gangguan pada dorongan seksual dan pada perubahan psikofisik dalam siklus respon seksual yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam hubungan interpersonal. Siklus respon seksualnya antara lain :
Desire, yaitu adanya fantasi-fantasi seksual dan adanya keinginan untuk melakukan hubungan seksual.
Excitement, yaitu adanya gairah seksual yang diikuti dengan perubahan fisiologis.
Orgasmus, yaitu adanya kenikmatan puncak dalam hubungan seksual.
Resolusi, yaitu pengenduran/ relaksasi otot genital setelah terjadi orgasmus.
Faktor penyebab disfungsi seksual antara lain :
Kesalahan dalam belajar.
Perasaan takut, cemas, dan tidak memadai.
Masalah-masalah interpersonal contohnya : tidak ada kedekatan emosional terhadap pasangan.
Pengaruh sosial budaya.
Gangguan identitas gender.
Homoseksualitas, orientasi seksual terhadap jenis kelamin yang sama.
Dorongan seksual rendah.
Lemahnya otot-otot di sekitar perut dan alat kelamin.
Infeksi kulit yang diakibatkan karena terlalu lembabnya daerah genital akibat pakaian dalam yang terlalu ketat.
Kerusakan struktur dan fungsi organ genital.
Jenis-jenis disfungsi seksual
Sexual Desire Disorder, meliputi gangguan gairah seks hipoaktif dan gangguan seks aversif.
Sexual Arousal Disorder, meliputi ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan respon-respon psikologis yang meliputi rangsangan atau kenikmatan seks yang diperlukan untuk melengkapi aktivitas seksual.
Gangguan Orgasmus, mengacu pada penundaan secara terus menerus mencapai orgasmus atau tidak mengalami orgasmus seperti pada fase normal dalam kenikmatan seksual.
Gangguan Nyeri Seksual
1)      Dyspareunia dikaitkan dengan rasa sakit yang menetap dan berulang pada daerah genital pada saat melakukan hubungan seksual dan bukan disebabkan kurangnya lubrikasi vagina.
2)      Vaginismus adalah kejang otot di sekitar vagina ketika penetrasi vagina, sehingga intercourse tidak mungkin dilakukan.
Penanganan disfungsi seksual yaitu :
Pengurangan kecemasan.
Masturbasi terarah.
Pelatihan keterampilan dan komunikasi.
Terapi pasangan.
Prosedur medis dan fisik.
Melakukan latihan-latihan fisik yang bertujuan mengencangkan otot-otot di sekitar perut dan alat kelamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar