KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Apa
itu leadership???
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin)
untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya).
Kepemimpinan juga merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban yang
dapat dimiliki oleh seorang atau suatu badan. Sebagai suatu proses sosial,
kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu
badan yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinan
yang tersimpul didalam suatu jabatan. Ada pula kepemimpinan karena pengakuan
dari masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan.
Sedangkan kepemimpinan yang bersifat tidak resmi (informal leadership) adalah
kepemimpinan yang resmi di dalam pelaksanaannya selalu harus berada di atas
landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi. Sehingga dengan demikian daya
cakupnya agak terbatas. Kepemimpinan tidak resmi, mempunyai ruang lingkup tanpa
batas-batas resmi, karena kepemimpinan demikain didasarkan atas pengakuan dan
kepercayaan masyarakat. Ukuran benar tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak
pada tujuan dan hasil pelaksanaan kepemimpinan tersebut, menguntungkan atau
merugikan bagi masyarakat.
Walaupun seorang pemimpin (yakni yang melaksanakan kepemimpinan) yang resmi
tidak boleh menyimpang dari peraturan-peraturan resmi yang menjadi landasanya,
akan tetapi dapat melakukan kebijaksanaan yang dapat memancarkan kemampuan
mereka sebagai pemimpin. Misalnya, kebijaksanaan tersebut dapat diwujudkan di
dalam memilih waktu untuk melaksanakan peraturan-peraturan atau memilih
orang-orang yang langsung berhubungan dengan masyarakat untuk
melaksanakan peraturan dan seterusnya.
Kepemimpinan yang tidak resmi dapat digunakan pula di dalam suatu jabatan
resmi dan tentu saja lebih leluasa di dalam masyarakat yang belum dipungut
peraturan-peraturan resmi. Dalam bidang terakhir tadi, seorang pemimpin dapat
menggerakan kekuatan-kekuatan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Bagaimana
peranan seorang kepemimpinan???
Kepemimpinan merupakan hasil organisasi sosial yang telah terbentuk atau
sebagai hasil dinamika interaksi sosial. Sejak mula terbentuknya suatu kelompok
sosial, seseorang atau beberapa orang diantara warga-warganya melakukan peranan
yang lebih aktif dari pada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa
orang tampak lebih menonjol dari lain-lainnya. Itulah asal mula timbulnya
kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang
kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukan dalam
keadaan-keadaan dimana tujuan kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau
apabila kelompok tadi mengalami ancaman dari luar. Dalam keadaan demikian, agak
sulit bagi warga kelompok menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Munculnya seorang
pemimpin merupakan hasil dari suatu proses dinamis yang sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan kelompok. Apabila pada saat tersebut muncul seorang
pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok-kelompok tersebut akan mengalami
suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena seorang
individu yang diharapkan akan menjadi pemimpin, ternyata tidak berhasil membuka
jalan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuannya dengan begitu kebutuhan
warga tidak terpenuhi.
Bagaimana bentuk kepemimpinan yang dianggap efektif???
Suatu kepemimpinan yang efektif harus mempertimbangkan
social basis apabila tidak menghendaki timbulnya ketegangan-ketegangan atau
setidak-tidaknya terhindar dari pemerintah boneka belaka.
Kepemimpinan didalam masyarakat-masyarakat hukum adat
yang tradisional dan homogen, perlu disesuaikan dengan sussunan masyarakat
tersebut yang masih tegas-tegas memperlihatkan ciri-ciri paguyuban. Hubungan
pribadi antara pemimpin dengan yang dipimpin sangat dihargai. Hal ini,
disebabkan pemimpin-pemimpin pada masyarakat tersebut adalah pemimpin-pemimpin
tidak resmi informal leaders yang mendapat dukungan tradisi
atau karena sifat-sifat pribadinya yang menonjol. Dengan sendirinya, masyarakat
lebih menaruh kepercayaan terhadapa para pemimpin-pemimpin tersebut, beserta
peraturan-peraturan yang dikeluarkan.
Dengan demikian, maka keputusan para pemimpin tersebut
sekaligus merupakan pula rasa keadilan masyarakat yang bersangkutan. Pada
umumnya para pemimpin masyarakat tradisional adalah pemimpin-pemimpin
dibelakang atau ditengah. Jarang sekali yang menjadi pemimpin dimuka umum.
Sebaliknya, apabila ditinjau dan ditelaah pada keadaan dikota-kota besar, maka
susunan masyarakat kota tersebut menghendaki kepemimpinan yang lain dari
kepemimpinan pada masyarakat tradisional. Maka Kebijaksanaan rasionallah yang
sangat diperlukan.
Apa
saja tugas dan gaya-gaya kepemimpinan???
Tugas-tugas pokok seorang pemimpin yaitu :
1. Memberikan suatu kerangka pokok yang
jelas yang dapat dijadikan pegangan bagi para pengikut-pengikutnya,
2. Mengawasi dan mengendalikan serta
menyalurkan perilaku warga masyarakat yang dipimpinnya, dan
3. Bertindak sebagai wakil kelompok kepada
dunia luar kelompok yang dipimpin.
Macam-macam
gaya kepemimpinan:
1. Gaya kepemimpinan yang otoriter
Ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Pemimpin menentukan segala kegiatan
kelompok secara sepihak,
b. Pengikut sama sekali tidak dapat diajak
untuk ikut serta merumuskan tujuan kelompok dan cara-cara untuk mencapai suatu
tujuan, dan
c. Pemimpin terpisah dari kelompok dan
seakan-akan tidak ikut dalam proses interaksi didalam kelompok tersebut.
2.
Gaya Kepemimpinan yang demokratis
Ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Secara musyawarah dan mufakat pemimpin
mengajak warga anggota kelompok untuk ikut serta merumuskan tujuan-tujuan yang
harus dicapai kelompok, serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut,
b. Pemimpin secara aktif memberikan saran
bagi para pengikutnya,
c. Ada kritik positif, baik dari pemimpin
maupun dari para pengikutnya,
d. Pemimpin secara aktif ikut
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelompok.
3.
Gaya Kepemimpinan yang Bebas
Ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Pemimpin menjalankan peranannya secara
pasif,
b. Penentuan tujuan yang akan dicapai
kelompok sepenuhnya dan diserahkan kepada kelompok,
c. Pemimpin hanya menyediakan sarana yang
diperlukan bagi para kelompoknya, dan
d. Pemimpin berada pada ditengah-tengah
kelompok, namun dia hanya beperan sebagai penonton.
Sebenarnya ketiga kategori yang diatas dapat
berlangsung bersamaan, karena metode mana yang terbaik dan senantiasa
tergantung pada situasi yang dihadapinya.
Cara-cara demokratis mungkin dapat diterapkan didalam
suatu masyarakat yang warganya mempunyai taraf pendidikan yang cukup. Cara-cara
otoriter mungkin lebih tepat untuk diterapkan didalam masyarakat yang sangat
homogen, sedangkan cara-cara yang bebas mungkin lebih cocok kepada masyarakat
yang relatif homogen.
Sumber
:
Koentjaraningrat, Beberapa
Pokok Antropologi Sosial, Penerbit Dian Rakyat,1967.
Selo
Soemardjan, Pola-Pola Kepemimpinan Dalam Pemerintahan, 1967.
David
Krech dan Richard S. Crutshfield, Theory and Problem of Social
Psyhology, Mc Graw Hill Book Company Inc, 1948.
Soekanto Suryono, sosiologi suatu pengantar,
Penerbit PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta, 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar