Laman

Senin, 03 Oktober 2011

Metode-Metode Psikologi Pendidikan

Metode-Metode Psikologi Pendidikan
Metode merupakan cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh menuju ketujuan tertentu. Maka metode psikologi pendidikan adalah cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi pendidikan, yaitu mendapatkan asas-asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip tentang tingkah laku anak didik dalam situasi pendidikan dan yang dapat membantu pendidikan. Dalam hal-hal tertentu dan dalam batas-batas tertentu, metode ini juga dapat dipergunakan oleh para pendidik atau para guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem pendidikan.
Pada dasarnya metode itu meliputi usaha pengumpulan data, pengolahan dana penyimpulannya. Berikut ini dibahas beberapa metode yang lazim dipergunakan dalam psikologi pendidikan, dengan titik berat pada metode pengumpulan data.
1. Metode Introspeksi
Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan speksi (spectare) = melihat). Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam dirinya sendiri.
Metode Instropeksi : metode ini dipergunakan untuk menyelidiki proses-proses kejiwaan yang berlangsung pada diri sendiri. Pada metode ini mengandung beberapa kelemahan antara lain:
a. Metode instropeksi mengandung sugesti, karena pengaruh ini maka sering terjadi sesuatu yang sebenarnya masih belum jelas telah ditafsirkan sebagai sesuatu yang telah nampak dengan jelas.
b. Metode instropeksi tergantung pada ingatan sedangkan ingatan tidak 100% benar, akibatnya sering banyak yang dilupakan dan agar bisa memberikan gambaran yang lengkap mengenai situasinya orang melengkapi dengan kerja fantasi.
c. Pada manusia ada kecenderungan untuk melindungi egonya, maka sering kali lupa menyampaikan hasil penghayatan mengenai dirinya yang hasilnya akan mengganggu egonya.
Kelebihan metode Instropeksi adalah :
a. Banyak gejala psikis yang hanya dapat diselidiki dengan metode instropeksi.
b. Apabila manusia disuruh mengadakan instropeksi dengan hanya memberi laporan mengenai garis besar dari pristiwa yang dialami pada umumnya laporan masih obyektif.
c. Metode instropeksi sebenarnya merupakan dasar dari metode ekstropeksi , apabila orang melukiskan hasil pengamatannya mengenai diri orang lain sebenarnya ia telah melukiskan apa yang dialami pada diri sendiri akibat melakukan pengamatan itu.
2. Metode Observasi.
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku anak didik dalam situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan sistematik, serta diikuti dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap. Dengan sifat wajar, berarti bahwa anak didik itu dalam keadaan tidak dibuat-buat dan tidak mengetahui anak didik itu sedang di observasi. Berencana berarti bahwa sebelum observasi dilaksanakan harus ada persiapan yang matang tentang aspek-aspek tingkah laku yang akan di observasi. Dengan kontinyu berarti bahwa dalam melaksanakan observasi harus bersambungan antara periode yang satu dengan periode yang lain. Dengan sistematik berarti bahwa aspek-aspek yang di observasi itu harus tersusun secar teratur, sehingga tidak sekedar tumpukan catatan tentang tingkah laku. Dengan upaya mencatat atau merekam tentu dengan mudah kita fahami karena jika hanya mengamati tanpa mencatat atau merekam, maka hasilnya mudah dilupakan. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi, observasi itu semakin maju.
Metode Observasi : metode ini digunakan untuk mengamati obyek yang dijadikan fokus pengamatan. Dan metode ini dapat digunakan untuk mengamati tingkah laku manusia.
Metode observasi ada 2 macam :
1. Observasi bebas (tidak terstruktur) : dilakukan secara terbuka , fleksibel, pengamat langsung mengamati obyek yang menjadi fokus pengamatan, misalnya perilaku manusia. Observer melakukan pendekatan, mencatat hasil pengamatan data yang diperoleh disebut data primer.
2. Observasi terstruktur : observasi yang dilakukan berdasarkan pedoman, tujuannya untuk membatasi pokok masalah yang diamati
Langkah-langkah metode observasi untuk mengamati tingkah laku adalah:
1. aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi ditentukan atau dipilih.
2. Aspek tingkah laku yang telah dipilih harus dirumuskan dengan jelas.
3. Observer (pengamat) harus melaksanakan pelatihan untuk menyiapkan indikator yang akan digunakan.
4. Suatu sistem untuk mengukur pengamatan harus dikembangkan misalnya alat pencatatan observasi.

3. Metode Klinis.
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang orang yang jiwanya terganggu (abnormal).
Metode Klinis dalam klinik-klinik spesial dengan situasi kondisi khusus orang berusaha mengamati kemampuan anak-anak untuk tujuan medis atau tujuan pedagogis. Disamping observasi sistimatis, orang berusaha juga menanyakan macam-macam hal pada anak-anak, dan mengklasifikasikan hasilnya dalam kategori/penggolongan-penggolongan tertentu . Jean Piaget menggunakan metode ini untuk memperoleh data mengenai kemampuan berfikir dan bahasa anak.
4. Metode Diferensial
Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang terdapat di antara anak didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran (contoh: tes, angket, dsb) serta menggunakan statistik untuk menganalisis.
5. Metode Ilmiah
Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk dikritik, dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
6. Metode Eksperimen.
Metode eksperimen : metode ini dilakukan secara sistimatis dan logis untuk memanipulasikan sesuatu stimuli , tritmen dan melakukan observasi terhadap pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi secara sengaja dan sistimatis (Sanapiah Faisal, 1997). Dalam eksperimental maka semua variabel, kecuali satu, dibuat konstan, kemudian dengan memanipulasi variabel yang satu tersebut (variabel bebas) dapatlah diketahui pengaruhnya terhadap efek yang ditimbulkannya (variabel tergantung). Dalam eksperimental ada yang disebut sebagai kelompok eksperimen yang dikenal variabel bebas, misalnya dua kelompok anak yang sama dalam hal usia, inteligensi, status sosial ekonomi, pendidikan, masing-masing dikenakan perlakuan yang berbeda, misalnya dalam membuat suatu tugas (tes ) maka kelompok yang satu diberitahu bahwa tes tersebut hanya latihan, sedangkan kelompok yang lain diberitahu bahwa siapa yang dapat mencapai nilai 8 atau lebih akan memperoleh suatu hadiah . Eksperimen ini menguji suatu hipotesis bahwa kelompok yang diberi pengharapan akan hadiah akan melakukan tesnya dengan baik.
Dengan metode experiment dengan sengaja diciptakan situasi buatan. Dalam pendidikan, dan pada situasi itu ditempatkan subjek penelitian tertentu. Kepada subjek di sampaikan perangsang=perangsang tentu untuk mendapatkan reaksi atau response tertentu. Kemudian response itu di analisis untuk mendapatkan kesimpulan tertentu. Pada lazimnya digunakan dua kemlompok subjek, yaitu kelompok experien dan kelompok control. Mirip metode experiment adalah metode tes. Metode test dilakukan dengan memberikan tugas yang dilakukan oleh subjek, baik tugas tertulis maupun tugas lisan. Perbedaannya dengan experiment,
• Experiment akan memperoleh prinsip umum yang berkenan dengan seluruh subjek, atau akan diperoleh suau genelralisasi, sedangkan tes akan memperoleh perbedaan sifat=sifat individual setiap subjek,
• Pada experiment dapat digunakan tes sebagai alat, sedang pada tes digunakan item-item atau pola untuk dilakukan oleh para subjek, dan tidak mungkin test menggunakan experiment.
Ada beberapa macam test misalnya test intelegensi, test sikap, test situasi, test kecepatan reaksi, dan test hasil belajar dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar