Locus of Control
a.
Pengertian Locus of Control

Locus of control
merupakan sesuatu yang dipelajari dan bukan merupakan sifat bawaan, oleh karena
itu pengaruh orang tua sangat berperan dalam pembentukannya. Berkenaan dengan
hal ini maka locus of control berkaitan
dengan perkembangan sosiabilitas seseorang sejak masa kanak-kanak (Schell &
Hall, 1983 dalam Mahrita, 2010).
Konsep locus of control pertama kali
dikemukakan oleh Jullian Rotter pada tahun 1966, di mana teori ini merupakan
perkembangan dari teori belajar sosial. Rotter menyatakan bahwa salah
satu factor individual yang mengendalikan peristiwa kehidupan seseorang adalah locus of control yang ada pada dirinya. Locus of control juga memebrikan
gambaran pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya.
Ditambahkan pula bahwa locus of control adalah
suatu cara di mana individu
memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan yang terjadi di dalam control atau di
luar control dirinya (Jaya & Rahmat, 2005).
Menurut penelitian yang dilakukan (dalam Tirtawati dan
Zulkaida, 2009), menyatakan bahwa perkembangan locus of control dari eksternal dan internal berjalan sesuai
dengan bertambahnya usia. Pengalaman
keberhasilan dan kegagalan
seseorang dapat mempengaruhi
penilaian akan kemampuan diri sendiri. Jika individu banyak memperoleh
hambatan dalam lingkungannya serta
kurang mendapat kesempatan maka ia akan
beranggapan bahwa semua hasil yang telah dicapainya berasal dari sesuatu yang
ada di luar dirinya (Zaroh, 2000 dalam
Tirtawati dan Zulkaida, 2009). Faktor
budaya menurut James dan Sue
(dalam Tirtawati dan Zulkaida, 2009)
locus of
control berkaitan erat
dengan budaya yang di
bawa oleh individu terkait, pengalaman hidup, dan dari bentuk
cara individu tersebut berpikir, membuat keputusan,
maupun memberikan definisi suatu
kejadian-kejadian yang ada.
b.
Jenis Locus
of Control
Locus of control
dibedakan atas dua, yaitu locus of
control internal dan locus of control
eksternal. Menurut Rotter locus of
control internal adalah cara di mana seseorang yakin akan control terhadap
peristiwa berasal dari kemampuannya. Selain itu individu yang memiliki locus of control internal memahami bahwa
hasil yang mereka peroleh tergantung pada seberapa banyak usaha yang mereka
lakukan. Locus of control internal
merupakan keyakinan seseorang bahwa kejasdian dalam hidupnya ditetntukan oleh
kemampuannya sendiri. Rotter kemudian menambahkan pula bahwa individu yang
memiliki locus of control internal
memahami bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung pada seberapa banyak usaha
yang mereka lakukan.
Di sisi lain, setiap individu memiliki perbedaan dalam
mempersepsi control yang ada dalam dirinya. Beberapa orang yakin bahwa control
atas dirinya ada di pihak luar. Orang yang percaya bahwa hasil yang mereka
dapat disebabkan factor dari luar dirinya memiliki locus of control eksternal. Rotter menganggap bahwa apa yang mereka
perbuat dan apa hasil yang mereka peroleh tergantung dari luar dirinya.
Keberuntungan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan dan kebahagiaan (Jaya
& Rahmat, 2005).
c.
Karakterisrik Locus of Control
Kedua bentuk locus
of control tersebut ada pada tiap diri individu yang memiliki internal locus of control dan eksternal locus of control mempunyai
beberapa perbedaan-perbedaan karakteristik, dimana karakteristik individu
internalizer merupakan kebalikan dari karakteristik eksternalizer. Crider
(1983), merinci perbedaan-perbedaan karakteristik antara internal locus of control dengan eksternal locus of control sebagai berikut:
Karateristik yang dimiliki internal locus of control yaitu: 1) Suka bekerja keras, 2) Memiliki
inisiatif yang tinggi, 3) Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah, 4)
Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin, 5) Selalu mempunyai persepsi
bahwa usaha harus dilakukan jika ingin mencapai tujuan.
Sedangkan karakteristik yang dimiliki eksternal locus of control,1) Kurang
memiliki inisiatif, 2) Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara
usaha dan kesuksesan, 3) Kurang suka berusaha, karena mereka percaya bahwa
faktor luarlah yang mengontrol, 4) Kurang mencari informasi untuk memecahkan
masalah.
Richard G. Warga (1983), menyatakan pada umunya
terdapat empat factor yang berperan dalam menjelaskan keberhasilan atau
kegagalan suatu tindakan diantara individu yang mempunyai orientasi internal locus of control dan individu yang
mempunyai orientasi eksternal locus of
control, yaitu: kemampuan, kesukaran tugas, usaha dan nasib. Faktor
kemampuan dan usaha lebih dominan pada individu yang memiliki orientasi internal locus of control, sedangkan
faktor nasib dan kesukaran tugas lobih dominan pada individu yang berorientasi
pada eksternal locus of control (Mahrita,
2010).
Dalam Jaya & Rahmat (2005), mengungkap beberapa
aspek dalam locus of control. Beberapa aspek yang tercakup dalam locus of control internal yaitu: 1)
kemampuan, 2) keterampilan dan 3) usaha. Sedangkan aspek dalam locus of control eksternal yaitu: 1)
nasib, 2) keberuntungan, dan 4) pengaruh orang
lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar