Laman

Senin, 02 Maret 2015

Locus of Control



     Locus of Control

a.       Pengertian Locus of Control
Dalam bukunya Organization Behaviour, menjelaskan topik locus of control yang membahas tentang bagaimana individu memandang suatu kejadian (George & Jones, 2007 dalam Mahrita, 2010).
Locus of control merupakan sesuatu yang dipelajari dan bukan merupakan sifat bawaan, oleh karena itu pengaruh orang tua sangat berperan dalam pembentukannya. Berkenaan dengan hal ini maka locus of control berkaitan dengan perkembangan sosiabilitas seseorang sejak masa kanak-kanak (Schell & Hall, 1983 dalam Mahrita, 2010).
Konsep locus of control pertama kali dikemukakan oleh Jullian Rotter pada tahun 1966, di mana teori ini merupakan perkembangan dari teori belajar sosial. Rotter menyatakan bahwa salah satu factor individual yang mengendalikan peristiwa kehidupan seseorang adalah locus of control yang ada pada dirinya. Locus of control juga memebrikan gambaran pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Ditambahkan pula bahwa locus of control adalah suatu cara di mana individu memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan yang terjadi di dalam control atau di luar control dirinya (Jaya & Rahmat, 2005).
Menurut penelitian yang dilakukan (dalam Tirtawati dan Zulkaida, 2009), menyatakan bahwa perkembangan locus of control dari eksternal  dan  internal berjalan  sesuai  dengan bertambahnya usia. Pengalaman keberhasilan  dan  kegagalan  seseorang  dapat  mempengaruhi  penilaian  akan kemampuan  diri sendiri. Jika individu banyak memperoleh hambatan dalam  lingkungannya serta kurang mendapat  kesempatan maka ia akan beranggapan bahwa semua hasil yang telah dicapainya berasal dari sesuatu yang ada  di luar dirinya (Zaroh, 2000 dalam Tirtawati dan Zulkaida, 2009). Faktor  budaya menurut  James  dan Sue  (dalam Tirtawati dan Zulkaida, 2009)  locus  of  control  berkaitan  erat  dengan  budaya  yang  di  bawa  oleh individu  terkait, pengalaman hidup, dan dari bentuk cara individu  tersebut berpikir, membuat  keputusan,  maupun  memberikan  definisi  suatu  kejadian-kejadian  yang ada.
b.      Jenis Locus of Control
Locus of control dibedakan atas dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Menurut Rotter locus of control internal adalah cara di mana seseorang yakin akan control terhadap peristiwa berasal dari kemampuannya. Selain itu individu yang memiliki locus of control internal memahami bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung pada seberapa banyak usaha yang mereka lakukan. Locus of control internal merupakan keyakinan seseorang bahwa kejasdian dalam hidupnya ditetntukan oleh kemampuannya sendiri. Rotter kemudian menambahkan pula bahwa individu yang memiliki locus of control internal memahami bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung pada seberapa banyak usaha yang mereka lakukan.
Di sisi lain, setiap individu memiliki perbedaan dalam mempersepsi control yang ada dalam dirinya. Beberapa orang yakin bahwa control atas dirinya ada di pihak luar. Orang yang percaya bahwa hasil yang mereka dapat disebabkan factor dari luar dirinya memiliki locus of control eksternal. Rotter menganggap bahwa apa yang mereka perbuat dan apa hasil yang mereka peroleh tergantung dari luar dirinya. Keberuntungan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan dan kebahagiaan (Jaya & Rahmat, 2005).
c.       Karakterisrik Locus of Control
Kedua bentuk locus of control tersebut ada pada tiap diri individu yang memiliki internal locus of control dan eksternal locus of control mempunyai beberapa perbedaan-perbedaan karakteristik, dimana karakteristik individu internalizer merupakan kebalikan dari karakteristik eksternalizer. Crider (1983), merinci perbedaan-perbedaan karakteristik antara internal locus of control dengan eksternal locus of control sebagai berikut:
Karateristik yang dimiliki internal locus of control yaitu: 1) Suka bekerja keras, 2) Memiliki inisiatif yang tinggi, 3) Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah, 4) Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin, 5) Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin mencapai tujuan.
Sedangkan karakteristik yang dimiliki eksternal locus of control,1) Kurang memiliki inisiatif, 2) Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan, 3) Kurang suka berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol, 4) Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah.
Richard G. Warga (1983), menyatakan pada umunya terdapat empat factor yang berperan dalam menjelaskan keberhasilan atau kegagalan suatu tindakan diantara individu yang mempunyai orientasi internal locus of control dan individu yang mempunyai orientasi eksternal locus of control, yaitu: kemampuan, kesukaran tugas, usaha dan nasib. Faktor kemampuan dan usaha lebih dominan pada individu yang memiliki orientasi internal locus of control, sedangkan faktor nasib dan kesukaran tugas lobih dominan pada individu yang berorientasi pada eksternal locus of control (Mahrita, 2010).
Dalam Jaya & Rahmat (2005), mengungkap beberapa aspek dalam locus of control.  Beberapa aspek yang tercakup dalam locus of control internal yaitu: 1) kemampuan, 2) keterampilan dan 3) usaha. Sedangkan aspek dalam locus of control eksternal yaitu: 1) nasib, 2) keberuntungan, dan 4) pengaruh orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar