Laman

Minggu, 27 Juni 2010

Learning (belajar)

Learning (belajar)
1. Pengertian belajar :
• Menurut C.T. Margon, belajar adalah Perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
• Menurut L. Crow & A. Crow, belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
• Menurut Nana Sudjana, belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktek maupun latihan.
• Menurut Witherington, belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau pengertian.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman. Pengertian belajar memang selalu berkaitan dengan perubahan, baik yang meliputi keseluruhan tingkah laku individu maupun yang hanya terjadi pada beberapa aspek dari kepribadian individu. Perubahan ini dengan sendirinya dialami tiap individu atau manusia. Sejak saat itu, terjadi perubahan-perubahan dalam arti perkembangan melalui fase-fasenya.

2. Mengapa manusia perlu belajar ?
Bayi dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Dia hanya bisa bergantung dengan ibu atau orang yang berada di sekitarnya. Dengan berjalannya waktu, bayi tersebut tumbuh semakin besar. Dalam proses pertumbuhan tersebut, anak itu belajar banyak hal, seperti bagaimana cara berbicara, berjalan, menyanyi, menulis, membaca, dan lain-lain baik itu dia peroleh dari lingkungan keluarga, sekolah maupun teman-temannya. Sehingga dia bisa survive, menyesuaikan diri, dan tidak bergantung kepada orang lain.
Namun, apabila kalau dalam proses pertumbuhan anak tersebut tidak belajar apapun, sejak kecil dia dibiarkan begitu saja oleh orang tuanya. Sehingga anak tersebut tidak tahu dan tidak mengerti apapun dan akhirnya dia menjadi anak yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan selalu bergantung kepada orang lain.
Oleh karena itu, setiap manusia perlu untuk belajar. Belajar merupakan suatu yang sangat penting. Dengan belajar, manusia bisa tahu banyak hal, yang akhirnya membuat dia mempunyai pengetahuan dan kecakapan sehingga dia bisa menyesuaikan diri dan tidak bergantung dengan orang lain.

3. Contoh-contoh belajar :
Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
a. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi spontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan atau dengan mengangkat telunjuknya dan menempelkannya di bibir.
b. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru memberi pertanyaan kemudian murid menjawab.
c. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
d. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bantuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
e. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
f. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
g. Belajar aturan (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
h. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut.

4. Hasil belajar, dapat berupa :
Menurut Gagne, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
a. Keterampilan Intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
b. Informasi Verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
c. Strategi Kognitif : kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.
d. Keterampilan Motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.
e. Sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.


1. Teori Belajar Classical Conditioning dan Operant Conditioning
Teori Classical Conditioning, teori ini dipelopori oleh Pavlov seorang ahli psikologi-refleksiologi dari Rusia. Menurut teori conditioning, belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (respon). untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinu. Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia tidak lain adalah hasil daripada conditioning. yakni hasil daripada latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat atau perangsang tertentu yang dialaminya di dalam kehidupannya.
Sedangkan Teori Operant Conditioning mengasumsikan bahwa setiap perilaku yang kita lakukan menghasilkan konsekuensi. Jika konsekuensi atau dampak menyenangkan bagi kita (positif), kita cenderung akan mengulanginya, dan jika konsekuensinya dampak dampak tidak menyenangkan (negative), kita cenderung meninggalkannya.Teori ini ditemukan oleh B.F Skinner. Menurut skinner, pengkondisian operan terdiri dari dua konsep utama, yaitu: Penguatan (reinforcement) dan Hukuman (punishment)
.
2. Persamaan dan Perbedaan Teori Classical Conditioning dan Operant Conditioning

Tabel Persamaan Classical Conditioning dan Operant Conditioning
Classical Conditioning = Operant Conditioning
a. Dapat menunjukkan penyamarataan diskriminasi, penghapusan dan pemulihan spontan
b. Terdapat penguatan (reinforcement)
c. Mengandalkan mata rantai atau penyatuan rangsangan dan respon


Tabel Perbedaan Classical Conditioning dan Operant Conditioning
Classical Conditioning Operant Conditioning
a. Hanya berhubungan dengan perilaku tak sadar

b. Penguatan mengukuhkan respons bersyarat tetapi bersifat netral: penguatan bekerja baik disukai ataupun tidak oleh organisme

c. Respon diperoleh dari penguat yang telah diberikan sebelum respon itu sendiri muncul

d. Tanpa atau sedikit penguat memungkinkan respon yang berlawanan akan terhapus jadwal tidak dapat digunakan untuk mengubah taraf respon dan taraf penghapusan.

e. Sebuah penguatan hanya dapat merangsang satu tipe respon a. Berhubungan dengan perilaku sadar dan juga (umpan-balik hayati) tak-sadar.
b. Penguatan mengukuhkan respons bersyarat dan bersifat positif (berupa pemberian sesuatu yang disukai organisme) ataupun bersifat negative (berupa penyingkiran rangsangan yang tidak menyenangkan).
c. Penguatan diberikan sesudah respon dibuat secara sadar, dan kemudian memperkuatnya

d. Penguatan dengan cepat dapat berbaur dengan menggunakan jadwal penguatan untuk mengubah taraf respond an taraf penghapusan


e. Sebuah penguatan dapat digunakan untuk memperkuat beberapa respon dengan menggunakan teknik pembentukan perilaku.


3. Kelebihan dan Kekurangan Teori Classical Conditioning dan Operant Conditioning
Kelebihan :
Teori Classical Conditioning ini berhubungan dengan refleks, sehingga merupakan bentuk perilaku yang paling sederhana oleh karena itu dapat digolongkan sebagai jenis belajar yang paling sederhana. Namun teori ini dapat menjelaskan dengan cara bagaimana rasa takut dan cemas berkembang dan telah digunakan oleh par a ahli terapi perilau untuk menghilangkan perasaan fobia atau untuk mengembangkan aversi terhadap perilau yang tidak diinginkan.
Pada teori Operant Conditioning, dengan adanya penguatan atau pembentukan lingkungan yang baik, memungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan dan mampu memunculkan motivasi bagi organism untuk berperilaku yang benar sesuai dengan keinginan.

Kekurangan :
Pada teori Classical Conditioning, teori ini kurang fleksibel dan penjelasan proses belajar memakan waktu yang lama. Teori ini lebih tepat kalau dihubungkan dengan kehidupan binatang. Pada manusia teori ini hanya dapat diterima dalam hal-hal belajar tertentu, misal : belajar mengenai skills (kecekatan-kecekatan) tertentu dan mengenai pembiasaan pada anak-anak kecil.
Pada teori Operant Conditioning, proses belajar bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti gerakan mesin dan robot, padahal setiap individu memiliki self-direction (kemampuan mengarahkan diri) dan self-control (pengendalian diri) yang bersifat kognitif, sehinggga ia bisa menolak jika ia tidak menghendaki. Selain itu, kemampuan seseorang untuk belajar cenderung lebih tergantung pada ada atau tidaknya penguatan.



Referensi
1. Buku :
a. Psikologi Suatu Pengantar. Abdul Rahman Shaleh-Muhbib Abdul Wahab. Jakarta: Prenada Media, 2004.
b. Pengantar Psikologi. Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson, Ernest R. Hilgard. Jakarta: Erlangga, 1997.
c. Pengantar Psikologi Edisi Kedua. Malcom Hardy & Steve Heyes. Jakarta: Erlangga, 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar